Marshanda cukup terbuka dengan kondisi kesehatannya. Ia beberapa kali menyebut dirinya mengidap bipolar disorder.
Namun vonis tersebut tidak mudah ia terima. Marshanda mengaku dirinya memberikan penolakan terhadap vonis itu. Momen tersebut bahkan tidak sebentar ada dalam hidupnya.
Saat berbincang bersama Ashanty di kanal YouTube Ngobrol Asix, Marshanda menyebut setidaknya penolakan itu ia berikan selama 4 tahun pertama setelah vonis diberikan oleh dokter.
"Pertama tahu kayak nggak mau terima, aku denial selama 4 tahun. Kayak, 'Apaan sih? Masa aku sakit mental?'," ujar Marshanda.
Setelah mendapatkan vonis tersebut, wanita kelahiran 10 Agustus 1990 itu tetap menjalani kesibukannya seperti biasa. Ia syuting dan melakukan beberapa kegiatan sewajarnya.
"Aku syuting, aku happy dengan hidupku. Memang aku punya konflik dalam hidup, tapi masa aku dibilang punya penyakit jiwa. Itu kan sesuatu yang, 'Wah'. Aku nggak terima selama 4 tahun," papar Marshanda.
Namun lama-lama Marshanda mulai terbuka. Ia kemudian mulai menerima kenyataan tersebut setelah belajar beberapa ilmu baru.
"Lalu aku mulai open, saat belajar ilmu psikologi, ilmu konseling, aku masuk kelas diploma hipnoterapi. Terus aku mulai deh nyemplung belajar bipolar disorder itu apa," kata Marshanda.
Ibu satu anak tersebut menjelaskan ada dua hal yang biasanya dirasakan oleh seseorang penderita bipolar.
"Susah banget untuk stabil. Jadi kalau orang bipolar itu fluktuasi yang high banget, over happy, sangat berenergi, over sensitif, banyak ide, terus ngomongnya jadi cepat. Itu kalau yang lagi tinggi, namanya mania," jelas Marshanda.
"Yang satu lagi depresi sampai ada pernah kepikiran untuk bunuh diri atau percobaan untuk bunuh diri mungkin," lanjutnya.
Hingga kini, Marshanda mengaku masih terus belajar mengendalikan gejala dari penyakit tersebut dengan menenangkan diri.
"Kalau di-treatment, konseling, atau melakukan terapi kayak aku atau maca-macam, ya mereka bisa alami yang tengah. Nggak naik turun. Kayak dinormalkan gitu ekstremnya," papar Marshanda.
(dar/nu2)