Jenus Anam mewakili organisasi yang mensomasi Deddy Corbuzier dan Mongol Stres meminta agar mereka menghentikan penyebaran konten tersebut. Lantaran kontennya dinilai penuh dengan kekeliruan, penghinaan dan olok-olok.
"Kami Perhimpunan Jiwa Sehat dan organisasi masyarakat sipil mensomasi Deddy Corbuzier dan Mongol. Kemudian mengupayakan serius untuk menghentikan sirkulasi konten, termasuk followers, sebagai kekeliruan, penghinaan, dan perilaku mengolok-olok," kata Jesus Anam, penyintas skizofernia, dalam konferensi secara daring hari ini Rabu (30/6/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam dialog antara Deddy Corbuzier dan Mongol disebutkan bahwa saat ini belum ada pasien di rumah sakit jiwa di seluruh dunia yang terpapar COVID-19. Informasi itu dinilai menyesatkan.
Jesus Anam bersama sejumlah organisasi lain menuntut Deddy Corbuzier dan Mongol untuk menyampaikan permintaan maaf mereka secara terbuka. Selain itu, konten yang diunggah juga diminta untuk diganti judulnya.
Menyoal somasi yang dilayangkan, apabila pihak Deddy Corbuzier dan Mongol tidak memberikan jawaban maka proses hukum selanjutnya akan berjalan.
"Dalam batas waktu tersebut (bila) tidak ada itikad baik dari Deddy Corbuzier dan Mongol untuk melaksanakan somasi ini, kami akan melakukan upaya hukum," kata Anam.
Di sisi lain menurut Reggi Pranoto, pendiri Komunitas Borderline Personality Disorder Indonesia yang juga merupakan salah satu penyintas Borderline Personality Disorder, menyebut bahwa pernyataan Deddy dan Mongol tidak sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan.
"Pernyataan Deddy Corbuzier dan Mongol bertentangan dengan fakta yang telah dituliskan beberapa media mainstream yakni mengenai banyaknya ODGJ/PDM yang telah dan juga berpotensi terpapar virus COVID-19. Beberapa media tersebut, di antaranya detikcom. (Diberitakan) 'Puluhan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang dirawat di sebuah panti di Boyolali terdeteksi terpapar COVID-10. Dua di antaranya meninggal dunia. Kasus di tempat itu pun kini menjadi klaster tersendiri," ungkap Reggie Pranoto.
Reggie menegaskan pendapatnya soal kesesatan dialog Deddy dan Mongol. Juga dikhawatirkan dapat membentuk opini yang keliru di masyarakat. Hal itu berdampak serius bagi hak ODGJ/PDM untuk mendapatkan vaksin dan pengobatan COVID-19.
"Dialog antara Deddy Corbuzier dan Mongol di Deddy Corbuzier Podcast telah menyampaikan informasi, data, dan fakta yang menyesatkan dan dapat menyebabkan pembentukan sekaligus pelanggengan opini yang keliru di masyarakat, yang dapat berdampak serius bagi ODGJ/PDM seperti salah satunya menghambat hak ODGJ/PDM untuk mendapatkan vaksin, pencegahan, dan pengobatan COVID-19," tutup Reggie.
Saat ini setidaknya ada sekitar 60 lebih organisasi dan 40-an individu yang menandatangani somasi ini.
(fbr/aay)