Marco Panari meninggal dunia diduga karena tersedak. Kepergian Marco Panari menjadi pukulan berat untuk sang bunda, Alberthin Hartini.
Alberthin Hartini memperlihatkan foto-foto terakhirnya bersama dengan Marco Panari. Tapi, dalam foto tersebut, Marco Panari sudah mengenakan setelan jas lengkap dengan kemeja dan terbaring di dalam peti jenazah.
"Mama selalu panggil Marco dg sebutan "anak ganteng kesayangan mama" mama tau klo Marco suka sebel krn setiap hr pasti mama tanya Marco dimana? Lg apa?sdh makan apa belum? Saking sebelnya Marco selalu jawab..mom iam not a kid anymore! tapi mama tau klo Marco juga sayang sm mama. Krn di hp Marco di whatsapp marco tulis "mom" dg simbol β€β€ yg banyak," buka sang bunda dalam curhatannya, dilihat Jumat (5/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Marco Panari meninggal dunia di usia 23 tahun. Sang bunda, merasa 23 tahun adalah waktu yang sebentar untuk Marco Panari.
Albethin Hartini mengungkapkan kesiapannya yang selalu ada untuk Marco Panari. Ada keinginan sang bunda protes kepada Tuhan.
"Waktu, tenaga dan hati mama selalu mama siapkan untuk Marco. Mama protes sm Tuhan kenapa Tuhan ambil Marco dr mama terlalu cepat?? Tapi mama sadar Marco adalah milik Tuhan Bahkan Tuhan jauh lebih sayang sm Marco," tuturnya.
"Mama bersyukur Tuhan titip Marco dirahim mama menjadi ibu yg melahirkan dan membesarkan Marco Anak ganteng, pintar dan baik hati," sambung Alberthin Hartini.
Marco Panari meninggal dunia saat berada di apartemen temannya. Polisi mengatakan dari keterangan saksi, sebelum meninggal dunia Marco Panari sempat minum-minuman beralkohol bersama tiga teman perempuannya.
Tidak hanya sekali, Marco Panari juga meminum-minuman beralkohol di hari yang sama Jumat (29/1). Hingga akhirnya Marco Panari ditemukan tak sadarkan diri pada hari Sabtu (30/1).
Sang bunda tak menduga anak laki-lakinya meninggal karena tersedak. Ada rasa emosi yang diungkapkan sang bunda.
"Tuhan ambil Marco dg cara yg tidak terduga, Marco diijinkan Tuhan bertemu dg teman2 yg salah, anak2 tolol dan biadab yg membiarkan Marco menderita meregang nyawa didepan mata mereka hingga Marco kehilangan nyawa," ungkap sang bunda.
"Hati mama hancur sehancur hancurnya melihat Marco terbujur kaku dan sdh dingin di ruang UGD. Habis sudah air mata mama nak...," tambahnya.
Tapi kini, jenazah Marco Panari sudah dikremasi. Sang bunda hanya berharap bisa melewati kesedihannya.
"Mama harap mama bisa lewati lembah air mata ini. Mama hrs ikhlas dan terima kenyataan ini sebagai rencana Tuhan dlm hidup mama. Marco ganteng anak kesayangan mama...belahan jiwa mama...Mama selalu sayang Marco sampai nafas mama berenti. Tunggu mama di Yerusalem baru nak.. My beloved son Marco Gilbert Panari Rest in Heaven with your father Jesus," tutup ibunda Marco Panari.
(pus/mau)