Kim Kardashian begitu terpukul usai mendapati kabar soal eksekusi mati yang menimpa narapidana Brandon Bernard pada Kamis (10/12) di Terre Haute, Indiana. Brandon adalah seorang pria berusia 40 tahun yang dinyatakan bersalah atas kematian Todd dan Stacie Bagley pada Juni 1999 lalu.
Kala itu Brandon bersama dengan empat orang remaja lainnya melakukan tindak kejahatan, di mana salah seorang rekannya, Christopher Vialva, menembak Todd dan Stacie. Sementara itu, Bernard hanya bertugas untuk membakar mobil mereka.
Kasusnya pun sempat jadi perdebatan apalagi usai ditangani oleh Kim Kardashian. Ia meminta pada hakim untuk mengganti vonis mati yang dijatuhkan menjadi hukuman seumur hidup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan Kim turut menyeret mantan presiden Donald Trump untuk memberikan grasi pada Brandon sehingga terbebas dari hukuman tersebut.
Tak cukup sampai di sana, Kim pun membuat serangkaian tweet tentang Brandon Bernard yang akan dieksekusi mati. Ia merasa vonis yang diberikan padanya sangat tak adil.
"#BrandonBernard harusnya tak dieksekusi (mati): 1. Ia berusia 18 tahun saat itu 2. Ia bukanlah penembak (korban) 3. Jaksa dan 5 orang juri kini mendukung grasi 4. Ia telah menjalani hukuman penjara selama beberapa dekade dan kehilangan masa remajanya," tulisnya.
Pada saat menjelang eksekusi kliennya tersebut, Kim Kardashian pun mengaku tak bisa berhenti menangis. Ia begitu meratapi ketidakadilan yang menimpa Brandon Bernard dan keluarganya tersebut.
"(Aku) menangis sepanjang pagi. Brandon Bernard akan dieksekusi 6 jam lagi," tulisnya.
"Brandon Bernard akan dieksekusi dalam 5 jam lagi dan yang bisa kupikirkan adalah keluarga dan anak-anaknya dan bagaimana perasaan mereka saat kehilangan orang yang disayang," tulisnya lagi.
Kim Kardashian pun menuliskan momen terakhir sekaligus permintaan khusus yang diajukan oleh Brandon.
"Baru saja berbicara dengan Brandon soal keinginan terakhirnya. Sebuah permohonan yang paling sulit diwujudkan. Brandon, lagi-lagi tak memikirkan dirinya, ia hanya fokus pada keluarga dan memastikan jika mereka baik-baik saja. Ia memintaku untuk tak menangis karena perjuangan kami belum berakhir.
"Saat ia memberitahukanku jika ia claustrophobic (takut ruangan sempi) mereka memberikannya beberapa suntikan obat penenangan sebelum menaruhnya di kursi dan ia pun tak ingin panik saat dieksekusi, aku benar-benar terharu. Aku harus mematikan mic milikku agar ia tak mendengar aku menangis," terang Kim Kardashian.
Brandon Bernard kini telah tiada dan menjadi narapidana termuda yang pernah dieksekusi oleh pemerintah Amerika Serikat dalam tujuh dekade belakangan.
(ass/mau)