Perenungan di Penjara yang Ubah Adjie Notonegoro

Perenungan di Penjara yang Ubah Adjie Notonegoro

Tim detikcom - detikHot
Rabu, 07 Okt 2020 11:44 WIB
Desainer Adjie Notonegoro disela-sela acara Bazaar Wedding Exhibition 2012. Jakarta, 05 April 2012. Mohammad Abduh/Detikcom
Adjie Notonegoro Foto: Mohammad Abduh
Jakarta -

Adjie Notonegoro sudah melewati jalan yang panjang hingga akhirnya ada di titik saat ini. Bahkan jalan tersebut tidak mulus, cenderung berliku dan terjal.

Pada 2011, Adjie Notonegoro harus merasakan dinginnya lantai penjara. Ia dinilai telah melakukan penipuan dan penggelapan seragam pegawai BRI.

Namun saat itu, ia keukeuh mengaku tak menipu rekan bisnisnya, Dewi Agustina.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penipuannya di mana? Siapa yang saya tipu? Orang sudah saya bayar kok," tegas Adjie saat menjalani sidang kasus tersebut di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jalan Ampera, Jakarta Selatan, pada 10 Agustus 2011.

Adjie teguh pada pendirian semula bahwa masalah yang menimpanya hanyalah murni masalah bisnis. Kuasa hukum Adjie, Boy Afrian Bondjol, juga menegaskan utang kliennya kepada Dewi Agustina sudah dilunasi. Pihaknya menilai masalah ini seharusnya diselesaikan secara perdata.

ADVERTISEMENT

Namun kasus tersebut tetap berlanjut. Adjie Notonegoro terpaksa harus hidup di balik jeruji besi.

Di ruangan sempit itu akhirnya sang desainer punya banyak waktu untuk merenung. Ketika itu, ia masih memeluk agama Islam dan kebetulan sidang dilakukan ketika momen Ramadhan.

"Di dalam bisa lebih khusyuk, selawatnya lebih banyak. Mungkin dulu-dulunya sama, sekarang harus meningkatkan lagi," ucapnya.

Adjie Notonegoro mengungkapkan, penjara menempa dirinya menjadi pribadi yang ikhlas dan sabar. Meski yakin bebas, ia pasrah dengan cobaan yang dialaminya. Ia pun banyak mengambil hikmah dari cobaan itu.

"Hikmahnya saya sekarang lebih banyak mengenal sifat manusia. Mungkin perancang yang lebih banyak teman itu saya, karena di dalam dari perampok, narkoba, itu semua saya kenal," sambungnya.

"Mereka orang baik. Mereka terpaksa. Sekarang saya mendekatkan diri sama Allah," lanjutnya bijak.

Di akhir, kasusnya sampai pada vonis hakim. Ia dijatuhi hukuman 10 tahun penjara, lebih berat dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum yang semula menuntutnya 6 bulan penjara.

Namun Adjie Notonegoro ikhlas. Ia percaya setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.

"Ya harus, karena inilah kehidupan. Setiap masalah pasti ada jalan masuk, ada jalan keluar," katanya.

Di dalam tahanan itu juga akhirnya Adjie Notonegoro mengenal Kristen. Ia mengaku mengenal tokoh-tokoh Kristiani. Ia mengaku mendapat kunjungan dari Pendeta Yulius setiap minggu di penjara.

"Waktu itu saya bilang, saya mau jadi Kristen. Ya itu kemudian dicatat oleh Tuhan," ungkap Adjie Notonegoro dalam sebuah video ketika dirinya sedang bersaksi dari balik mimbar.

Dari dalam tahanan juga sang desainer kondang itu mengaku mendapat banyak pelajaran. Ia menyebut proses hukuman yang ia hadapi saat itu bukan sebuah kegagalan yang harus diratapi.

"Jadi kalau kita dimaki orang, kita jangan marah, doakan orang itu. Kalau kita doakan orang itu berkat itu akan kembali lagi kepada kita," ungkap Adjie Notonegoro.




(dar/dar)

Hide Ads