Dave Grohl Bela Para Guru, Kecam Rencana Pembukaan Sekolah

Dave Grohl Bela Para Guru, Kecam Rencana Pembukaan Sekolah

Dicky Ardian - detikHot
Sabtu, 25 Jul 2020 09:09 WIB
BRISBANE, AUSTRALIA - FEBRUARY 24:  Dave Grohl of the Foo Fighters performs at Suncorp Stadium on February 24, 2015 in Brisbane, Australia.  (Photo by Chris Hyde/Getty Images)
Dave Grohl bela para guru. Foto: Chris Hyde
Jakarta -

Meski angka penyebaran virus Corona masih terus meningkat di Amerika Serikat, Donald Trump malah ingin membuka lagi sekolah di sana.

Langkah tersebut dianggap cukup berbahaya dan mengorbankan guru serta anak-anak. Para tenaga pengajar akhirnya protes dan mengajukan tuntutan hukum kepada pemerintah.

Melihat kenyataan itu, Dave Grohl ikut marah. Kemarahannya bukan karena ia adalah mantan salah satu siswa, tapi ibunya, Virginia, adalah guru yang mungkin juga menerima ancaman kesehatan jika sekolah kembali dibuka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Vokalis Foo Fighters tersebut mengajukan protesnya melalui sebuah tulisan untuk The Atlantic. Dalam esai itu, Dave Grohl menyebut guru adalah pekerja penting dan sudah selayaknya mereka dilindungi.

ADVERTISEMENT

Namun menurutnya Donald Trump justru bertindak sebaliknya. Ia dianggap Dave Grohl tidak bertanggung jawab.

Bukan cuma melalui tulisan, Dave Grohl mengungkapkan keberatannya melalui audio True Stories berdurasi 8 menit. Ia memulai protes itu dengan sebuah kisah saat dirinya menjalani hari-hari di sekolah Fairfax County.

"Sampai hari ini, gue dihantui mimpi berulang-ulang bahwa gue akan kembali di lorong yang penuh sesak itu, berjuang untuk lulus sebagai pria berusia 51 tahun, dan dengan cemas bangun dalam genangan keringat gue sendiri," kenang Dave Grohl.

Menurut Dave Grohl, cara belajar jarak jauh memang tidak ideal, tapi ia menilai membuka lagi sekolah di saat seperti ini bukan ide yang baik.

"Tetapi sesenang-senangnya orkestra tanpa konduktor Donald Trump untuk melihat negara itu membuka kembali sekolah atas nama kepamoran, tanyakan kepada seorang guru sains apa yang mereka pikirkan tentang komentar Sekretaris Pers Gedung Putih Kayleigh McEnany bahwa 'Sains seharusnya tidak menghalangi upaya kami'. Akan sangat bodoh untuk melakukan itu dengan mengorbankan siswa, guru, dan sekolah kami," ungkap mantan drummer Nirvana itu.

"Ketika saatnya menghadapi pertanyaan yang menakutkan dan terus dipolitisasi mengenai pembukaan kembali sekolah kami dalam pandemi virus Corona, kekhawatiran terhadap kesejahteraan anak-anak kita adalah yang terpenting," lanjutnya.




(dar/wes)

Hide Ads