Saat ditemui detikHOT di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, itu adalah tempat kedua Ade kerja pascatsunami. Saat bekerja pun Ade harus kembali mengingat dan menceritakan bencana yang sudah membuat sang istri meninggal dunia dan nyaris merenggut nyawanya serta dua anaknya.
"Ya alhamdulillah sudah baikan dan sudah mulai aktivitas hari ini pertama, dengan kondisi ada beberapa luka yang belum sembuh, tapi insyaallah aman, sehat," ucap Ade 'Jigo'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sabtu (5/1) tepat dua minggu kejadian tersebut. Untuk saya sekarang, saya harus kuat. Saya berpikir, saya punya anak dua, bundanya udah nggak ada. Cuma saya dan saya lihat anak saya kuat, saya harus lebih kuat. Anak saya aja bisa, masa saya nggak bisa untuk menghilangkan rasa trauma," ucapnya.
Tonton video: Jejak Keganasan Tsunami dari Kacamata Ade Jigo
"Ya rasa takut ya kayak lihat pantai, lihat arus gitu ya kalau diingat-ingat tuh takut sebenarnya. Cuma ya mau sampai kapan saya kayak gini terus, malah nanti traumanya nggak hilang. Jadi saya sibukkan dengan kesibukkan, seperti hari ini sudah mulai aktivitas lagi, yang penting satu, saya lihat anak saya kuat, saya harus lebih kuat," tegas Ade 'Jigo'.
Kedua anaknya pun masih butuh dukungan dirinya untuk menerima kenyataan tentang ibunya yang sudah tiada. Untuk anak yang paling besar, Ade mengatakan sudah bisa diberikan penjelasan. Tapi, tidak mudah untuk Ade menjelaskan untuk anak bungsunya yang masih berusia 2,5 tahun.
"Yang besar sudah tahu dia ikut nyolatin, makamin, sampai terakhir kita mau pulang ke Jakarta dia tanya di depan makam itu, 'ayah ini isinya apa?' nunjuk ke makam itu. 'Ini bunda nak, bunda sudah bobo' terus kata dia, ya udah sekarang saatnya abang doain, udah iya. Kalau yang kecil masih suka tanya kalau mau tidur. Karena memang pada saat setiap kali tidur, dia selalu pegang rambut istri saya. Sekarang ditanyain kadang, tapi kita langsung alihin, obrolin, kita ajakin main, ngobrol, kita doa, dia diam langsung," beber Ade 'Jigo'.