Yulia Mochamad Dituding Jadi Istri Opick, Anak-anak Kena Bully

Yulia Mochamad Dituding Jadi Istri Opick, Anak-anak Kena Bully

Desi Puspasari - detikHot
Rabu, 04 Apr 2018 21:18 WIB
Yulia Mochamad (Foto: Noel/detikHOT)
Jakarta - Yulia Mochamad tak pernah menyangka dirinya diisukan menjadi istri ketiga Opick. Merasa dirugikan, banyak hal yang membuatnya sedih.

Dua anak laki-lakinya menjadi korban. Mereka ternyata selama ini dibully oleh teman-temannya.

"Merasa dirugikan masalah anak-anak sih, ke anak-anak sepertinya. Anak-anak merasa terganggu karena ada media yang secara gamblang menyebar foto tapi foto anak saya nggak diblur, jadi anak-anak saya kasihan," ungkap Yulia Mochamad saat menggelar jumpa pers di Plaza Basmar, Mampang, Jakarta Selatan, Rabu (4/4/2018).

Hendarsam, pengacara Yulia menjabarkan, anak-anak kliennya di-bully karena teman-teman sekolah melihat foto-foto dalam pemberitaannya. Begitu juga dengan orangtua Yulia.
Yulia Mochamad menggelar jumpa persYulia Mochamad menggelar jumpa pers Foto: Noel/detikHOT

"Anak-anak mulai disindir-sindir, kedua orangtua, bapak dan ibu beliau punya kegiatan, ibu beliau kan guru ngaji udah mulai disindir-sindir juga. Hal-hal itu juga membuat keluarga tidak nyaman. Rutinitas yang biasa dilaksanakan jadi terkendala. Mau keluar rumah jadi segan, malu, segala macam. Semoga dengan adanya preskon ini jadi satu suara atau mindsetnya diubah lah nggak lagi ke arah situ," jabar Hendarsam Marantoko.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yulia awalnya merasa bingung kenapa dari inisial YM berkembang jadi Yulia Mochamad yang disebut sebagai istri ketiga Opick. Padahal dirinya sangat tidak ingin poligami.

"Lebih ke orangtua saya, bapak ibu saya karena bapak ibu saya juga punya kegiatan juga. Mereka juga kan orang-orang yang punya banyak kegiatan. Sama anak-anak saya juga di sekolahnya," tegasnya.

Meski namanya semakin terkenal, Yulia menampik masalah ini mempermudah jalannya untuk karier di politik. Justru integritasnya sebagai politikus menjadi turun.

"Malah berimbasnya negatif karena parpol ingin menjaring calon legislatif yang punya intregritas, kapasitas, profesionalisme. Nggak mau menjaring orang bermasalah," tutur Hendarsam.

(pus/nu2)

Hide Ads