Ibunda Marshanda Riyanti Sofyan membeberkan kronologi penjemputan Marshanda pada 26 Juli lalu. Kronologi versinya berbeda dan bahkan sangat kontras dengan versi Marshanda yang penuh dengan suasana mencekam.
"Soal penjemputan paksa, saya akan cerita kronologinya. Sebelum saya lakukan penjemputan itu saya tanya ke dokter, ternyata dia nggak jalankan treatment-nya dan minum obat selama empat bulan," urai Riyanti saat menggelar jumpa pers di rumahnya di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (8/8/2014).
Menurut Riyanti, bila Chacha tak mengkonsumsi obat, akan ada dampak negatif. Ia pun menilai tindakan penjemputan itu sebagai sikap perlindungan untuk Chacha.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Riyanti menambahkan, penjemputan itu sama sekali tak ditentang anaknya. Menurutnya, penjemputan itu sangat baik diterima oleh Marshanda. Termasuk suntikan oleh petugas rumah sakit.
"Saya jemput dia di apartemen, akhirnya saya bisa ketemu dia. Saat itu perawat bicara baik-baik. Kita jemput, dari dia sama sekali nggak ada perlawanan, dia hanya bilang mau telepon pengacaranya. Setelah telepon pengacaranya, setelah dilakukan treatment sama sekali nggak ada perlawanan," paparnya.
"Akhirnya dia ke mobil, sama sekali nggak pingsan dan lemas. Sampai di rumah sakit dia diantar manajer dan asisten, jalan sendiri, naik tangga nggak ada teriak-teriak seperti yang diberitakan. Saya nggak taruh preman, sama sekali tidak. Setelah semalam dibawa ke rumah sakit saya bilang, 'Cha, Mama terima kasih', dia bilang 'Mama melakukan ini untuk saya, ini yang saya perlukan'," kisah Riyanti.
(kmb/mmu)











































