Novelis Jepang Haruki Murakami Main Aman, Tidak Pro-Palestina atau Israel

Novelis Jepang Haruki Murakami Main Aman, Tidak Pro-Palestina atau Israel

Tia Agnes Astuti - detikHot
Selasa, 24 Okt 2023 08:01 WIB
ODENSE, DENMARK - OCTOBER 30: Japanese author Haruki Murakami outside the house of Danish author Hans Christian Anderson prior to Murakamis receival of the prestigious Hans Christian Anderson Literature Award at the City Hall in Odense on October 30, 2016, in Demark. (Photo by Ole Jensen/Corbis via Getty images)
Foto: Getty Images
Jakarta -

Perang Hamas dan Israel yang menewaskan ribuan orang di kedua pihak belum berakhir. Sejak 7 Oktober, dunia berduka dengan peperangan yang tak berakhir tersebut hingga membuat berbagai negara terpecah-belah.

Di industri perbukuan, ribuan penulis hingga penerbit mengecam pembungkaman Frankfurt Book Fair yang pro-Israel karena tidak memberikan ruang pada novelis Adania Shibli asal Palestina. Pameran buku tak lagi menjadi ruang diskusi dan intelektual bagi para penulis dan penggemarnya.

Konflik berdarah di jalur Gaza juga mendapat perhatian dari Haruki Murakami. Penulis asal Jepang yang segera meraih penghargaan sastra dari Spanyol itu buka suara mengenai perang tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya punya teman Yahudi di Israel, dan saya juga sadar bahwa situasi Palestina yang saya lihat ketika saya mengunjungi Israel sangat menyedihkan," kata Haruki Murakami dilansir dari The Associated Press dalam sebuah wawancara, Senin (23/10/2023).

Dia pun mengaku tidak ingin berpihak terhadap dua kubu atau pro-Palestina maupun Yahudi. Haruki Murakami hanya ingin berdoa agar perdamaian segera terwujud.

ADVERTISEMENT

"Jadi yang bisa saya ucapkan hanyalah berdoa agar perdamaian bisa segera terwujud. Saya tidak bisa mengatakan pihak mana yang benar atau salah," tegas novelis Norwegian Wood tersebut.

Menurut opini Murakami, seharusnya fiksi bisa menawarkan jalan keluar atau dapat membantu untuk memahami konflik yang terjadi. Kondisi yang terjadi di Palestina maupun Israel, lanjut dia, sama halnya dengan metafora dalam novel terbarunya yang berjudul 'The City and Its Uncertain Walls' yang terbit dalam bahasa Jepang tahun ini.

"Dalam novelku, tembok adalah tembok sungguhan," ucapnya.

"Tapi tentu saja itu juga merupakan tembok metafora pada saat yang bersamaan," kata novelis berusia 74 tahun tersebut.

"Bagi saya, itu adalah tembok yang sangat berarti. Saya agak sesak, jika saya dikurung di tempat sempit, saya mungkin akan sedikit panik, jadi saya sering berpikir tentang tembok," sambungnya lagi.

ketika Haruki Murakami mengunjungi Berlin dan melihat tembok di sana, hal itu masih ada. "Ketika saya mengunjungi Israel dan melihat tembok setinggi 6 meter, saya agak ketakutan," pungkasnya.

Haruki Murakami segera menerima penghargaan sastra dari Spanyol. Acara penganugerahan bakal diberikan oleh Putri Leonor de Borbon, pewaris Raja Spanyol Felipe VI.

Penghargaan senilai 50.000 Euro (sekitar Rp 845 juta) adalah satu dari delapan hadiah yang mencakup bidang seni, komunikasi, sains, dan bidang lainnya yang diberikan setiap tahun oleh yayasan Princess of Asturias.




(tia/dar)

Hide Ads