Seruan memboikot Frankfurt Book Fair datang dari penulis Okky Madasari. Penulis yang terkenal lewat novel Pasung hingga Kerumunan Terakhir itu menanggapi pernyataan terbuka dari Frankfurter Buchmesse atau penyelenggara Frankfurt Book Fair mengenai konflik antara Israel dan Palestina saat ini.
"Saya ingin menyuarakan kekecewaan mendalam saya dan seruan untuk memboikot Frankfurt Book Fair 2023," ungkap Okky Madasari dalam postingan ke akun X atas seizin darinya, seperti dilihat detikcom.
Menurut keterangan Okky, pernyataan yang hanya menyoroti penderitaan Israel bukan hanya bersifat sepihak dan tidak adil terhadap lebih dari 2 juta rakyat Palestina khususnya anak-anak yang kelaparan.
"Tapi juga pengkhianatan besar-besaran terhadap intelektualitas, akal sehat, dan pemikiran yang dimiliki oleh para penulis, intelektual, dan penerbit. Pernyataan itu mengabaikan atau dengan sengaja menutup mata terhadap pendudukan Israel yang sedang berlangsung di tanah Palestina, pembunuhan serta pembersihan etnis selama beberapa dekade terhadap warga Palestina," ungkap Okky lagi.
Novelis Entrok itu juga menegaskan pernyataan yang diungkapkan oleh Direktur Frankfurter Buchemesse, Juergen Boos tidak menyebutkan isu apartheid Israel terhadap Palestina.
"Pernyataan tersebut tidak menyebutkan kebijakan blokade dan apartheid Israel terhadap Palestina dan ketidaktahuan mereka terhadap hukum internasional dan resolusi PBB yang tak terhitung jumlahnya mengenai solusi dua negara," katanya.
"Bagi saya, mendukung pendudukan Israel atas tanah Palestina berarti mendukung kejahatan terhadap kemanusiaan, pembunuhan dan pembersihan etnis," tegas Okky.
Sebelumnya, penulis-penulis Indonesia menyatakan kekecewaannya karena FBF mendukung Yahudi dan pro-Israel dan mengabaikan suara-suara Palestina dalam ruang pameran buku tertua di dunia tersebut.
Frankfurt Book Fair melalui Frankfurter Buchmesse juga membatalkan penghargaan yang tadinya ditetapkan bakal diberikan kepada penulis asal Palestina, Adania Shibli. Anugerah yang seharusnya diberikan di ajang pameran perdagangan buku terbesar di dunia diganti dengan berbagai program panggung pro-Israel.
Menurut keterangan Litprom, Asosiasi Sastra Jerman yang menyelenggarakan penghargaan, menegaskan anugerah diberikan kepada karya penulis yang terkenal lewat buku Minor Detail. Novel yang menceritakan tentang kisah nyata pemerkosaan dan pembunuhan seorang gadis Badui Palestina yang terjadi di tahun 1949 oleh tentara Israel.
Simak Video "Video Pengacara: Tak Ada Hukuman Seumur Hidup, Fariz RM Hanya Pengguna"
(tia/wes)