Perang Hamas dan Israel sampai juga ke ranah perbukuan internasional. Frankfurt Book Fair sebagai ajang pameran perdagangan buku internasional terbesar di dunia mengumumkan posisinya yang membela Yahudi dan pro-Israel ketika situasi semakin memanas hingga menewaskan ribuan orang dari kedua pihak.
Gara-gara pengumuman pro-Israel, membuat para penulis Indonesia mengungkapkan rasa kekecewaan terhadap Frankfurt Book Fair yang didaulat sebagai pameran buku tertua di dunia. Sebagian besar merasa seharusnya ranah buku bisa lebih netral lagi terhadap situasi peperangan Hamas dan Israel.
Intan Paramaditha, novelis Malam Seribu Jahanam menegaskan berada di sisi Palestina dan menyatakannya sejak bertahun-tahun yang lalu. Penulis yang berdomisili di Australia itu mengungkapkan pemikirannya tentang keputusan FBF yang pro-Israel setelah penghargaan terhadap Adania Shibli asal Palestina dibatalkan oleh penyelenggara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya pernah berpartisipasi dalam demonstrasi, mendukung gerakan BDS, menarik diri dari komite yang bekerja sama dengan festival yang didanai Israel, memprotes lembaga saya karena memberikan platform penelitian yang bermanfaat bagi negara Israel. Meskipun hal ini tidak ada bandingannya dengan apa yang telah dialami oleh orang-orang Palestina," tegasnya.
"Saya juga telah mempertaruhkan koneksi dan status visa saya sebagai non-warga negara di tempat saya bekerja. Jika kamu dengan cepat menghakimi dan menggurui seseorang tanpa mengetahui lintasan sejarahnya dalam isu tertentu, bagaimana kamu, dalam jangka panjang, dapat membina sekutu dan kerja kolektif yang lebih mendalam?," ucapnya lagi.
Novelis Entrok hingga Maryam, Okky Madasari menyerukan sudah saatnya memboikot Frankfut Book Fair. "Penyataan dan posisi yang begitu memalukan yang dibuat oleh Buchmese (penyelenggara FBF)," tulisnya di kolom komentar.
Eka Kurniawan juga bersuara lantang mengenai FBF pro-Israel. Bahkan ia meminta agar delegasi Indonesia yang bakal memajang buku-buku ke FBF pada 18 Oktober, agar membatalkannya.
"Saya harap delegasi Indonesia yg mau ke FBF mending batalin juga, deh," cuit penulis Cantik Itu Luka.
Pengumuman mengenai pro-Israel itu dibagikan oleh penyelenggara Frankfurt Book Fair yakni Frankfurter Buchmesse melalui media sosial resminya, kemarin.
"Kami ingin membuat suara Yahudi dan Israel terdengar khususnya dalam pameran buku. Teror melawan Israel melawan nilai-nilai penyelenggaran Frankfurter Buchmesse yang kami junjung. Frankfurter Buchmesse bersolidaritas di sisi Israel," ungkap Direktur Frankfurter Buchmesse, Juergen Boos, seperti dilihat detikcom, Minggu (15/10/2023).
Dalam pernyataan terbuka, Juergen Boos menegaskan pihaknya mengutuk keras perang Hamas melawan Israel. "Dan kami merasa ngeri. Pikiran kami bersama para korban, keluarga mereka, dan semua orang yang terkena dampak perang ini, orang-orang yang menderita karena perang ini," ungkapnya.
Dia melanjutkan, "Perang dan teror melawan Israel bertentangan dengan semua nilai yang dijunjung Frankfurter Buchmesse. Frankfurter Buchmesse selalu tentang kemanusiaan, fokusnya selalu pada wacana damai dan demokratis. Kemanusiaan ini sekali lagi telah dihancurkan oleh serangan terhadap Israel oleh teroris Hamas."
Usai pernyataan tegas pro-Israel dan Yahudi, Juergen Boos mengatakan konser yang bakal dibawakan oleh penyanyi Liraz dan Rita dari Israel juga tidak dapat digelar.
Pihak Frankfurt Book Fair pun membuat sejumlah program untuk menyuarakan dukungan terhadap Israel. FBF bersama perwakilan komunitas Yahudi di Jerman Meron Mendel, penulis Lizzie Doron yang tinggal di Tel Aviv dan Berlin, serta bakal menggelar acara Out of Concern for Israel yang berlangsung di Paviliun Frankfurt.
(Baca halaman berikutnya)
Simak Video "Hamas: Tidak Ada Masa Depan Bagi Penjajah Tanah Palestina!"
[Gambas:Video 20detik]