Nama Haruki Murakami digadang-gadang sebagai penerima Hadiah Nobel Sastra sejak belasan tahun lalu. Berbagai novel yang melambungkan namanya kerap dijagokan oleh penggemarnya.
Jelang pengumuman Nobel Sastra 2023 pada Kamis (5/10) pukul 18.00 WIB, Haruki Murakami justru membuat acara pembacaan cerita hantu yang digelar di Tokyo. Dilansir dari AP, Haruki Murakami mengatakan bahwa dia menyukai cerita-cerita menakutkan dan ingin menulis lebih banyak karya lagi.
Dalam acara reading tersebut, ada salah satu karya dari abad ke-18 berjudul Tales of Moonlight and Rain yang diakuinya sebagai sumber inspirasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Koleksi klasik yang ditulis oleh Akinari Ueda disebut sebagai Ugetsu Monogatari atau dalam bahasa Indonesia yang berarti mengeksplorasi batas kabur antara nyata.
"Saya suka dengan cerita itu sejak kecil dan menginspirasi saya untuk menulis," katanya.
Menurut keterangan Haruki Murakami, karakter protagonis dalam cerita-ceritanya sering melakukan perjalanan menembus waktu antar dua dunia dan bertemu karakter misterius. "Saya sebenarnya tumbuh besar dengan novel-novel Barat dan terpengaruhi dengan cerita Ueda dalam beberapa buku saya," katanya.
Nama Haruki Murakami telah menjadi kandidat penerima Hadiah Nobel Sastra selama lebih dari satu dekade. Tahun ini, anugerah bakal diumumkan pada 5 Oktober.
Jika dia menang, dia akan menjadi penulis Jepang pertama sejak Kenzaburo Oe pada tahun 1994. Media-media Jepang juga menyebutkan novelis Yoko Ogawa dan Yoko Tawada sebagai calon pesaing dalam beberapa tahun terakhir.
Media asing lainnya juga memasukkan nama penulis fiksi Tiongkok Can Xue dan novelis AS Thomas Pynchon ke dalam daftar calon pemenang tahun ini.
Haruki Murakami menulis novel pertamanya Hear the Wind Sing pada 1979 setelah terinspirasi menulis fiksi sambil menonton pertandingan bisbol di Stadion Meiji Jingu.
(tia/ass)