Cerita Klub Buku Petra Majukan Literasi di Flores

Tia Agnes Astuti - detikHot
Jumat, 01 Sep 2023 13:55 WIB
Foto: Tia Agnes/ detikcom
Jakarta -

Dunia literasi tak hanya soal pembaca maupun penulis namun juga pegiat yang berjuang memajukannya. Di dataran Flores, Nusa Tenggara Timur, ada satu pegiat literasi bernama Klub Buku Petra yang mengajak para warganya khususnya anak-anak agar membaca buku selain buku pelajaran.

Klub Buku Petra yang berada di Ruteng, Nusa Tenggara Timur berdiri sejak 2013 dan aktif membahas mengenai buku-buku yang ada. Selama 10 tahun berdiri, Klub Buku Petra tidak kehabisan ide untuk tetap berupaya menumbuhkan minat baca.

Maria Pankratia yang dikenal sebagai direktur program Klub Buku Petra menceritakan pesta literasi yang diselenggarakan di berbagai kota merupakan sebuah perayaan yang menyembuhkan.

"Pesta literasi itu menyembuhkan, teman-teman di Petra wajib membaca satu buku yang ditulis oleh penulis Indonesia. Setia bulannya kami ngobrol tentang buku dan di situ kami menemukan diri kamu sendiri, maknanya lebih dari sekadar sebuah buku tapi lebih ke menyembuhkan," kata Maria di sela-sela acara Pesta Literasi Indonesia 2023 di Taman Ismail Marzuki, pada Jumat (1/9/2023).

Maria yang juga dikenal sebagai Koordinator Program di Yayasan Klub Buku Petra menceritakan saat ini permasalahan literasi di negeri Timur, bukanlah tentang akses. Di masa sekarang, akses itu bisa diatasi.

"Akses kepada buku yang terbatas, saya kurang sepakat. Di tahun 2023 ini, kita sudah punya internet yang memadai dan hal itu bisa diupayakan. Masalah kita dulu memang di transportasi yang kurang memadai, sekarang pemerintah sudah semakin lebih baik," terang Maria.

Kini, teman-teman pegiat literasi di Flores sudah menemukan cara mengenai akses transportasi tersebut.

"Dari Surabaya ke Ruteng, akses pengiriman itu gratis. Ada satu ekspedisi yang ternyata kami bisa memotong harga sampai 50 persen. Dan itu sudah memotong biaya ongkir jauh sekali," ungkapnya.

Tapi yang menjadi masalah utama adalah mengenai minat baca. Di masyarakat khususnya anak-anak, masalah minat baca masih banyak yang terkendala.

"Anak-anak di Ruteng, kebanyakan hanya mau membaca buku bacaan wajib untuk pelajaran saja, untuk buku fiksi atau selain bacaan wajib itu butuh usaha sekali dan hal itu yang masih kami coba untuk tularkan sampai sekarang," tukasnya.



Simak Video "Video Prediksi Bencana di Manga The Future I Saw Guncang Pariwisata Jepang"

(tia/wes)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork