Iwan Martua Dongan Simatupang atau lebih akrab dikenal dengan nama Iwan Simatupang merupakan sastrawan, novelis, penyair, dan esais asal Sibolga, Sumatera Utara. Lahir pada 18 Januari 1928, Iwan dikenal dengan karya-karya klasik yang melegenda.
Ia belajar di HBS, Medan lalu melanjutkan ke Sekolah Kedokteran (NIAS) di Surabaya tetapi tidak selesai. Kemudian belajar antropologi di Universitas Leiden (1954-56), drama di Amsterdam, dan filsafat di Universitas Sorbonne, Paris, Prancis pada Prof. Jean Wahl pada 1958.
Ada banyak fakta tentang Iwan Simatupang yang (mungkin saja) belum banyak diketahui publik. Berikut 5 fakta tentang Iwan Simatupang, di antaranya:
1. Pernah Ditangkap Belanda
Iwan Simatupang pernah menjabat sebagai guru SMA di Surabaya, redaktur Siasat, dan terakhir redaktur Warta Harian (1966-1970). Tulisan-tulisannya dimuat di Majalah Siasat dan Mimbar Indonesia sejak 1952.
Tak hanya aktif menulis, Iwan Simatupang juga pernah menjadi Komandan Pasukan TRIP dan ditangkap pada penyerangan kedua polisi Belanda di Sumatera Utara (1949). Setelah bebas, ia melanjutkan sekolahnya sehingga lulus SMA di Medan.
2. Tinggal di Hotel
Sepeninggal istri pertamanya, bersama dua orang anaknya Iwan Simatupang pernah tinggal di Hotel Salak, Bogor, Jawa Barat, di kamar 52. Selama hampir 4 tahun lamanya, ia tinggal di sana.
Kabar itu diamini oleh seorang dramawan dan anggota grup Study Teater Bogor, M Ryana Veta, dalam bukunya. Dia mengatakan saat Iwan tinggal di kota Bogor, banyak pemikirannya yang membantu para seniman di kota Hujan tersebut.
3. Sempat Depresi
Iwan Simatupang menikah dengan Corinne Imalda de Gaine (Corry) pada 1955 dan dikaruniai dua orang anak. 5 tahun berikutnya, istrinya meninggal dan sempat membuatnya terpukul dan depresi.
Istri Iwan Simatupang dikabarkan meninggal karena sakit tifus dan juga pernah dirawat karena sakit komplikasi bronkitis.
4. Novel Ziarah
Sepanjang kariernya, Iwan Simatupang menulis empat novel yakni Merahnya Merah (1968), Ziarah (1969), Kering (1969), dan Koong (1975).
Novel Ziarah yang ditulis sejak Oktober hingga November 1960 adalah persembahan bagi istrinya.
5. Penghargaan Sastra
Iwan Simatupang meraih penghargaan Sastra Asia (SEA Write Award) dari Thailand atas novelnya yang berjudul Ziarah pada 1977. Novel lainnya yang berjudul Merahnya Merah mendapat hadiah sastra Nasional (1970). Selain itu, novel Ziarah (The Pilgrim, 1975) dan Kering (Drought,1978) juga diterjemahkan Harry Aveling ke dalam bahasa Inggris. Iwan meninggal dunia tanggal 4 Agustus 1970.
Simak Video "Video: Marshanda Nyanyi Lagi, Kali Ini Isi OST Film 'La Tahzan'"
(tia/wes)