UWRF 2022 Resmi Dibuka, Tampilkan Keberagaman Antar Budaya

UWRF 2022 Resmi Dibuka, Tampilkan Keberagaman Antar Budaya

Tia Agnes Astuti - detikHot
Kamis, 27 Okt 2022 15:36 WIB
Ubud Writers and Readers Festival 2022
Foto: Courtesy of Ubud Writers and Readers Festival
Jakarta -

Festival pembaca dan penulis bergengsi yang berasal dari Bali, Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) resmi dibuka kemarin. Perhelatan akbar yang menyatukan antara talenta sastra terbaik dari Indonesia dan internasional menampilkan keberagaman budaya antar negara.

Festival sastra terbesar di Asia Tenggara ini menjadi tuan rumah untuk lebih dari 200 program yang digelar secara offline. Panelis-panelis ternama yang ikut bergabung meliputi Carla Power, Tim Baker, Audrey Magee, Sequoia Nagematsu, Kylie Moore-Gilbert dan Osman Yousefzada.

UWRF22 juga turut menyambut susunan penulis dan seniman Indonesia, termasuk penulis dan jurnalis Putu Oka Sukanta, sutradara film Kamila Andini, penulis novel Ahmad Fuadi dan musisi Rara Sekar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Festival Director, Janet DeNeefe, menuturkan festival ini menawarkan berbagai panel diskusi yang mencermikan tema tahun ini dan mengangkatsuara-suara yang dipengaruhi oleh tindakan penganiayaan, konflik dan pelanggaran hak asasi manusia.

"UWRF22 juga akan menyorot beberapa topik, seperti The War in Ukraine, sebuah diskusi meliputi penulis asal Ukrania Oksana Maksymchwk dan Maz Rosochinsky, mengenai efek dari riak seismik yang disebabkan oleh perang terhadap dunia setelah pandemi covid, dan juga Uniting Humanity: Poetry of Peace, sebuah malam yang diisi dengan pengucapan kata-kata, dongeng dan hikmah dalam berdoa untuk kedamaian," katanya.

ADVERTISEMENT

Penulis sekaligus aktivis asal Inggris, Osman Yousefzada akan menceritakan mengenai isi dari buku pertamanya mengenai trauma yang diciptakan dari pengalaman migrasi, rasisme dan kemiskinan di Inggris selama beberapa dekade terakhir ini.

"Tema uniting humanity melalui dialog dualitas dan kepemilikan adalah suatu hal yang penting untuk pekerjaan saya dan menulis dan turut berpartisipasi dalam festival ini dengan pemikir dan penulis lainnya adalah sebuah kebahagiaan," ujar Osman.

Janet juga menambahkan sebagai festival sastra terbesar, pihaknya membawa nama-nama besar ke Bali setelah dua tahun digelar secara online.

"Peran kami adalah untuk menyiapkan platform terbaik untuk talenta literasi selanjutnya," katanya.




(tia/dal)

Hide Ads