Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) kembali hadir tahun ini secara offline pada 27-30 Oktober 2022. Setelah dua tahun diselenggarakan secara virtual, penyelenggara UWRF kembali menyambut para penulis, seniman, aktivis, dan narasumber lainnya yang bakal datang ke Ubud, Bali.
Dari sejumlah nama yang diumumkan di line-up pertama, ada sastrawan terkemuka Bali, Putu Oka Sukanta. Dia bakal membahas tentang novel triloginya yang merefleksikan kondisi politik Orde Baru. Karyanya juga sukses diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Keith Foulcher yang dirilis Yayasan Lontar tahun ini.
Tahun ini, UWRF kembali menyambut novelis Norman Erikson Pasaribu. Dia dikenal sebagai salah satu emerging writers atau penulis pendatang baru di UWRF 2015.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buku kumpulan cerita pendek Norman yang berjudul Happy Stories, Mostly masuk ke dalam daftar panjang International Booker Prize 2022. Cerpen-cerpennya pun menjadi pembicaraan internasional.
Sutradara Kamila Andini juga bakal membahas mengenai film terbarunya Yuni. Jurnalis asal AS, Carla Power bakal membicarakan mengenai buku barunya Home, Land, and Security.
Bejan Matur, salah satu penyair asal Turki juga dipastikan hadir di ajang UWRF 2022. Karya musik dan syairnya melibatkan mitologi dan mistisisme yang membawanya mendapatkan penghargaan.
Osman Yousefzada bakal berbagi cerita di balik buku pertamanya The GO-Between, memoar yang mendokumentasikan masa kecilnya tumbuh di antara komunitas migran. Nawaaz Ahmed mengeksplorasi politik melalui novel debutnya Radiant Fugitives dan menjadi finalis untuk PEN/ Faulkner Award untuk Fiksi 2022.
Kyle Moore-Gilbert juga bakal berbicara soal memoar terbaru The Uncaged Sky usai dibebaskan dari bui. Ahmad Fuadi seorang novelis dan jurnalis akan membicarakan soal Komunitas Menara, yayasan sosial yang didirikan untuk membantu mendidik anak-anak kurang mampu di Indonesia.
Tahun ini, UWRF mengusung tema filosofi Jawa 'Memayu Hayuning Bawana'. Pendiri dan Direktur UWRF, Janet DeNeefe menuturkan akhirnya setelah tertunda karena pandemi, penyelenggara senang bisa menyambut lagi pencinta seni untuk datang ke Ubud.
"Dengan senang hati menyambut kembali pengunjung ke Ubud untuk diskusi yang intim dari pembicara utama yang bercerita tentang diri mereka sendiri, komunitas mereka, dan tempat mereka di alam semesta, dan bagaimana kisah-kisah ini menghubungkan kita secara lintas budaya," tuturnya dalam keterangan yang diterima detikcom.
"Kami senang bisa mengadakan festival UWRF 2022 secara langsung, di mana kita dapat berinteraksi secara lebih dekat," pungkasnya.
(tia/wes)