.webp)
Bagi kamu pecinta buku dan pegiat industri kreatif yang ketinggalan mengikuti Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) tidak perlu khawatir lagi. Mulai hari ini, semua sesi yang direkam sepanjang penyelenggaraan pada 8-17 Oktober 2021 tersedia secara bebas dan gratis di saluran YouTube UWRF.
Pendiri dan Direktur UWRF, Janet DeNeefe mengatakan ide di balik festival ini adalah menghidupkan kembali komunitas dan mendorong perekonomian lokal di Pulau Dewata.
"Kami ingin menciptakan inspirasi bagi masyarakat Bali dan masyarakat luas di Indonesia. Maka dari itu, kami membuka semua rekaman sesi kami untuk umum dan kami ingin lebih banyak orang mendengarkan cerita luar biasa di UWRF 2021," tuturnya dalam keterangan yang diterima detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sepanjang UWRF, festival yang digelar secara hibrid mengumpulkan ada 10 ribu penonton online dan offline. Yayasan juga menyediakan ruang bagi 125 vendor lokal untuk menjual produk pengrajin mereka.
Tahun ini, festival berbagi cerita luar biasa dan ide-ide berani melalui tema Mulat Sarira atau Refleksi Diri. Sesi UWRF kali ini juga menghadirkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia Nadiem Makarim.
"Saya merasa bahwa sastra adalah apa yang kami butuhkan, kata-kata tertulis, kata-kata yang diucapkan untuk menciptakan platform di mana kita semua bisa membicarakan ide secara terbuka," lanjut Janet DeNeefe.
"Sekarang kami memberikan kesempatan ini kepada para pecinta sastra untuk mengalami keindahan festival lagi," sambungnya.
Ajang UWRF tahun ini juga bekerja sama dengan Writing Western Australia (Writing WA) dan mempersembahkan UWRF Perth yang digelar pada 8 sampai 10 Oktober 2021 di Perth, Australia.
Pembicara dari Ubud, Perth, dan masing-masing kota berdiskusi secara terbuka secara online dan offline untuk perhelatan UWRF 2021.
Sejak tahun 2004, UWRF diselenggarakan pertama kalinya dan kini menjadi salah satu festival sastra terbesar di Asia Tenggara. UWRF pun menjadi proyek tahunan utama dari yayasan nirlaba Mudra Swari Saraswati yang didirikan oleh co-founder, Janet DeNeefe sebagai bentuk pemulihan dari tragedi bom Bali pertama.
(tia/mau)
