Sejak beberapa tahun terakhir, penerbit manga di Jepang bersatu untuk memerangi pembajakan ilegal. Pertumbuhan industri komik Jepang membuat berbagai situs merajalela dan tak terkendali.
Pengadilan distrik California mengumumkan aplikasi ex parte ditemukan di TorrentFreak. Situs itu mempelajari ada beberapa pelanggaran dari situs manga ilegal.
Situs ilegal di antaranya adalah Manganelo yang didatangi oleh 24 juta kunjungan setiap bulannya. Selain itu masih ada situs-situs lainnya yang terdaftar berada dalam traffic besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Shueisha dan VIZ Media berusaha mendapatkan informasi tentang Manganato yang juga mendatangkan lebih dari 180 juta kunjungan di Maret 2022.
Ada juga situs ilegal lainnya seperti The Pirate Bay dan Fmovies. Saat ini, tim kuasa hukum Shueisha dan VIZ Media sedang mencari sumber dari perusahaan ilegal tersebut, meski begitu mereka belum tahu apakah bakal mengajukan kasus perdata atau pidana terhadap situs pembajakannya.
"Shueisha dan penerbit manga besar lainnya bersumpah untuk menindaklanjuti situs ilegal secara global di dunia. Sejumlah nama situs telah dibawa mereka ke meja hijau," ucap tim kuasa hukum Shuesha.
Sebelumnya sebuah laporan dari Authorized Books of Japan (ABJ), sebuah organisasi yang berbasis di Tokyo yang bekerja untuk mengatur masalah pembajakan itu punya data terbaru yang dirilis awal 2022.
Dalam data yang dipublikasikan mereka, pembajakan manga merugikan industri dengan total sekitar 1,19 triliun yen atau sekitar Rp 148 triliun pada 2021.
Menurut data dari The Research Institute for Publications, angka ini meningkat 4,8 kali lipat selama dua tahun terakhir. Penjualan resminya hanya meningkat 1,6 kali lipat dari periode yang sama.
Sampai saat ini, ada 900 situs pembajakan manga yang beredar dan belum bisa ditindak. Organisasi ini menyelidiki 10 situs terpopuler dan menemukan jumlah penayangan sepanjang tahun adalah 3,76 miliar atau meningkat 2,5 kali lipat selama pandemi berlangsung.
Pada November 2021, situs web bajak laut bernama Manga Bank tak bisa diakses setelah empat penerbit termasuk Shueisha meminta Pengadilan Distrik California mengungkapkan bukti untuk mengidentifikasi dan menuntut atas pelanggaran hak cipta.
(tia/dar)