Lama tak terdengar namanya, novelis Andrea Hirata membawa kabar bahagia bagi pencinta karya-karyanya. Akhir Juli ini, penulis kelahiran Belitong ini bakal merilis novel terbaru yang berjudul Brianna dan Bottomwise.
Buku yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka itu menceritakan tentang John Musiciante yang kehilangan gitarnya karena ulah kriminal amatir. Bagi musisi legendaris seperti dirinya, gitar itu punya nilai sentimentil yang tak bisa digantikan dengan uang sebesar apa pun.
Pada saat itulah, Bottomwise, detektif kenamaan yang cerdik dan karismatik, terlibat ke dalam pusaran arus pencarian gitar legendaris yang penuh kejutan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sadman si musisi "telinga kuali" akhirnya berhasil mengumpulkan uang dari berjualan tauco untuk mewujudkan impian hidupnya: menghidupkan band dan turut memeriahkan dinamika orkes melayu di kampung asalnya.
Ia tidak sendirian. Banyak musisi lainnya, tua-muda, jujur-korup, yang juga ingin mengukuhkan keberadaan mereka lewat musik. Dan, gitar legendaris itu diam-diam turut menjadi saksi perjuangan orang-orang itu.
Manajer Markom Bentang Pustaka, Imam Risdiyanto, menuturkan karya terbaru Andrea Hirata ini temanya terbilang unik.
"Andrea bisa mengawinkan kisah detektif, pencurian, dan orkes Melayu ke dalam satu buku setebal 380 halaman," katanya dalam keterangan yang diterima detikcom.
Mulai akhir Juli, novel Brianna dan Bottomwise bisa dipesan pembaca di toko buku online dan offline. Menurut Imam, antusiasme pembaca yang sangat tinggi, sehingga selama masa pre-order nanti akan ada banyak penawaran menarik.
![]() |
Andrea Hirata menuturkan tema musik dalam karyanya kali ini punya tantangan tersendiri. Dia teringat ketika dosen senior tulis menulis fiksi di Universitas Iowa pernah berkata soal tema yang paling sulit ketika menggarap fiksi adalah musik.
"Sehingga katanya tak banyak novel, cerita pendek, drama, film, bahkan musikal yang gagal bercerita tentang musik. Aku diam saja, tapi aku tak percaya semua itu, sebab aku tahu sangat banyak bahan tentang musik, dan sangat gampang didapat. Tema sejarah, perang, psikologi, arkeologi, sains tentu lebih sulit, kataku dalam hati. Bapak Dosen itu lalu menantangku untuk berani menulis tentang musik dan dalam bahasa asing," tutur Andrea Hirata.
Novel Brianna dan Bottomwise awalnya ditulis dalam bahasa Inggris. Pengalamannya ketika tinggal di AS dan bertualang selama berbulan-bulan dalam tur Laskar Pelangi membuatnya melakukan riset novel tersebut.
"Setiap kota yang kusebut dalam novel ini telah kukunjungi. Di sana aku banyak berbincang dengan musisi, pembuat alat-alat musik-terutama gitar, penegak hukum, dan para novelis," sambungnya.
Melalui buku ini, ia berharap agar pembaca bisa merasa terinspirasi dari karakter yang ada.
"Dalam Brianna dan Bottomwise, ada pula kisah tentang orang-orang yang menemukan kesulitan besar yang tak mereka bayangkan sebelumnya, lalu hampir menyerah, namun akhirnya secara aneh menemukan cara untuk percaya lagi pada diri mereka sendiri. Kuharap, dengan membaca novel ini, Alma pun menginspirasimu, Kawan, dengan cara dia telah mengilhamiku," pungkasnya.
(tia/pus)