"Saya khatam 15 buku kalkulus demi mendapatkan 2 sampai 3 paragraf. Baca 5 buku lain juga. Selama saya senang melakukannya (riset), saya mendapatkan bahannya juga, karena kan yang masuk ke dalam novel harus reasonable juga," tutur Andrea Hirata kepada awak media, Minggu (2/2/2020).
Ketika menulis novel, Andrea terbilang sebagai penulis yang menulis dengan cepat. Sejak 3 tahun yang lalu, ia punya ide tentang seorang guru matematika dan mulai meriset kembali tentang kalkulus dan ilmu-ilmu dalam matematika lainnya.
"Saya dulu belajar matematika dan ekonomi juga, saya mencoba gimana menovelkan matematika itu. Saya mengalami perasaan saat menulis 'Laskar Pelangi' dan kembali merasakan rasa yang nggak mau menyelesaikan babnya, karena saya senang menuliskannya," ungkapnya.
Penulis 'Sirkus Pohon' itu menerangkan menulis novel bertemakan ilmiah itu memang runyam padahal menulisnya hanya hitungan minggu. Tapi akhirnya novelis yang mendapat International Writing Program di Iowa pada 2010 menemukan resep jitu menuliskannya.
"Ada rumus dan filosofi dari setiap cerita. Apakah mungkin juga bisa memperkuat karakter. Personality sebuah karakter yang dihubungkan dengan rumus. Ini tantangan paling sulit setelah 12 novel," tukasnya.
Novel 'Guru Aini' menggambarkan idealisme guru matematika bernama Bu Desi yang mengajar sampai ke pelosok-pelosok daerah. Obsesinya adalah menemikan seorang jenius dan Bu Desi pun bertemu Aini dengan daya tangkap yang sangat rendah tapi punya semangat tinggi untuk belajar.
(tia/dar)