Lama tak terdengar kabarnya setelah gagal mencalonkan diri jadi presiden AS, Hillary Clinton kini tengah menulis novel misteri. Bocoran novel yang ditulis bersama sahabatnya itu dibocorkan oleh penerbitnya, Simon & Schuster dan St.Martin's Press.
Hillary Clinton menulisnya bersama dengan novelis Louise Penny. Dalam pernyataannya, ia mengatakan menulis thriller adalah impian yang menjadi nyata.
"Saya menikmati setiap karakter yang saya tulis untuk cerita thriller dan alur cerita yang kami tulis bersama," ungkap Hillary Clinton dilansir dari AP, Kamis (25/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Novel berjudul State of Terror punya plot tak terduga yang ceritanya hampir mirip dengan latar belakang Hillary Clinton. Ceritanya tentang seorang sekretaris negara pemula yang bekerja dalam administrasi politisi saingan.
Ia mencoba memecahkan gelombang dari para teroris yang ingin masuk ke dalam Gedung Putih.
Louise Penny, penulis pemenang penghargaan dari Kanada lewat novel The Cruelest Month and The Brutal Telling, mengatakan ini adalah kesempatan langka untuk bekerja dengan Hillary Clinton.
"Sungguh pengalaman yang luar biasa, bisa masuk ke dalam Departemen Luar Negeri, di dalam Gedung Putih. Di dalam benak seorang sekretaris negara saat krisis tinggi yang segera meledak," katanya.
Sebelum keduanya memulai menulis cerita, Hillary Clinton menjelaskan posisinya terdahulu sebagai Menteri Luar Negeri.
"Apa mimpi terburuk dari seorang Menteri Luar Negeri? Ya, State of Terror adalah jawabannya," kata Louise Penny.
Hillary Clinton adalah Menteri Luar Negeri AS selama masa jabatan pertama Barack Obama. Ia pernah menulis beberapa karya nonfiksi lainnya termasuk buku memoar Living History, Hard Choices soal kekalahan pada 2008, dan What Happened fokus pada kekalahan mengejutkan dari rivalnya Donald Trump.
Sebelumnya, suami Hillary, Bill Clinton, juga pernah menulis cerita thriller bersama James Patterson lewat novel berjudul The President is Missing. Novel terbaru mereka The President's Daughter segera rilis Juni 2021.
(tia/dar)