Laksmi Pamuntjak Mulai Tulis Kitab Kawin Sejak Garap Novel Fall Baby

Laksmi Pamuntjak Mulai Tulis Kitab Kawin Sejak Garap Novel Fall Baby

Tia Agnes - detikHot
Rabu, 24 Feb 2021 19:54 WIB
Laksmi Pamuntjak Terbitkan Kumcer Kitab Kawin
Buku kumcer Kitab Kawin karya Laksmi Pamuntjak resmi terbit hari ini Foto: Gramedia Pustaka Utama/ Instagram
Jakarta -

Buku kumpulan cerpen atau kumcer Kitab Kawin karya Laksmi Pamuntjak resmi terbit hari ini. Novelis Amba itu menceritakan ide penyusunan kumcer sudah dimulai sejak penggarapan novel terakhirnya, Fall Baby, atau dalam terjemahan bahasa Indonesia berjudul Kekasih Musim Gugur.

Laksmi Pamuntjak mengatakan ide penulisan Kitab Kawin sudah ada sejak ia tinggal di kota Berlin, Jerman.

"Setiap kali saya terpikir sebuah tema, saya catat, dan setiap kali ada waktu senggang, saya coba kembangkan ceritanya dalam benak saya," tutur Laksmi Pamuntjak saat berbincang dengan detikcom via surel, belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akhir 2017, Laksmi Pamuntjak mengaku mendapat kesempatan menulis cerita saat berada di Brussels. Saat itu, ia mulai menggarap sejumlah cerita namun proses menulisnya kerap tersendat.

"Waktu saya banyak tersita oleh pekerjaan dan menggarap Kekasih Musim Gugur, versi bahasa Indonesia dari Fall Baby yang terbit dahulu dalam bahasa Jerman dan bahasa Inggris," cerita Laksmi.

ADVERTISEMENT

Kitab Kawin yang memadukan antara dua kata 'kitab' dan 'kawin' menjadi dua kata atau konsep yang tak selalu sejalan. Laksmi sengaja membuat semacam pemlesetan atas 'buku nikah' tersebut.

Kata 'kitab' yang terkesan serius dan tua serta 'kawin' yang punya makna ganda dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disatukan menjadi judul dari kumcer Kitab Kawin.

Laksmi menuturkan belasan cerita yang didapatkan sebenarnya berasal dari orang-orang di sekitarnya yang membuka diri.

"Hal pertama yang mereka singgung adalah hubungan mereka, baik dengan pacar, suami atau istri, atau seseorang yang naksir mereka atau mereka taksir," cerita Laksmi.

"Mereka cenderung santai saja menceritakan hal-hal yang begitu intim seperti tidak ada beban. Cerita-cerita ini kadang familiar, menakjubkan tapi tak ada yang sama persis," sambungnya lagi.

Di antara 11 cerpen, tiga di antaranya ditulis Laksmi saat pandemi COVID-19. Belasan cerita tersebut terangkum dari perspektif perempuan, tentang perempuan, dan untuk perempuan

"Mereka tak hanya nyaman berbicara tentang tubuh, seks, dan kebutuhan lahiriah mereka, tapi juga berani menuntutnya," katanya.

Tapi Laksmi juga menegaskan kumcer Kitab Kawin menceritakan tentang perempuan-perempuan kalah, patah, dan tak bersuara.

"Sebab tak semua perempuan mampu membebaskan diri dari situasinya, apalagi setelah segalanya direnggut dari darinya," pungkasnya.




(tia/srs)

Hide Ads