Donald Trump masih belum menerima kekalahan di Pilpres Amerika Serikat setelah dikalahkan oleh Joe Biden dan Kamala Harris. Selama 4 tahun belakangan, buku soal Donald Trump menjadi yang terlaris di negeri Paman Sam.
Dilansir dari berbagai sumber, Donald Trump sepertinya ditawari oleh berbagai penerbit untuk menulis buku. Sepertinya, Trump diminta untuk menulis buku besar tentang pengalamannya di Gedung Putih sebagai Presiden Amerika Serikat.
Tabloid milik Murdoch, The New York Post, mempublikasikan artikel yang mengutip seorang sumber terdekat Donald Trump.
"Donald Trump dibombardir dengan penawaran buku dan televisi yang bernilai Rp 1,4 triliun. Angka yang mengejutkan," ungkap sumber tersebut, Kamis (12/11/2020).
Sebelumnya, buku-buku soal Donald Trump yang ditulis penulis lainnya selalu menempati jajaran terlaris di toko buku di AS. Bahkan bukunya kerap menuai kontroversi tapi kisah Trump selalu menarik untuk dibaca.
Angka Rp 1,4 triliun memang tidak terdengar akurat. Tapi New York Post mengklaim penawaran buku dan televisi adalah rencana B jika Donald Trump tidak menang di Pilpres 2020.
Donald Trump mendapatkan 70 juta suara yang diprediksi nantinya menjadi pembaca dan pembeli dari penjualan buku memoar Trump. Semua buku anti-Trump menghasilkan banyak uang dan diprediksi memoar Trump menjadi terlaris.
Memoar Trump yang rilis 1987 berjudul The Art of Deal ditulis oleh Tony Schwartz menjadi buku terlaris di masanya.
Sebelumnya, Barack dan Michelle Obama juga melakukan kesepakatan dengan Penguin Random House setelah meninggalkan Gedung Putih. Mereka sepakat menerima Rp 849 juta untuk menulis buku, itu adalah rekor tertinggi.
Memoar Bill Clinton yang terbit pada 2004 mampu menghasilkan Rp 211 juta. George W Bush pun memperoleh sekitar Rp 141 juta untuk memoar yang berjudul Decision Points pada 2010.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(tia/doc)