Sejarah Hadiah Nobel bermula dari surat wasiat Alfred Nobel yang meninggal di Italia pada 1896. Sebelum meninggal, ia menulis wasiat, seluruh kekayaannya diberikan sebagai hadiah kepada orang-orang yang berjasa bagi dunia ilmu pengetahuan.
Biasanya selama sepekan di bulan Oktober, Akademi Swedia sebagai komite yang dibentuk Yayasan Nobel akan mengumumkan para pemenangnya. Salah satunya, kategori sastra.
Nobel Sastra dianugerahkan pertama kali pada 1901 kepada Sully Prudhomme dari Prancis. Tapi beberapa dekade belakangan, Nobel Sastra kerap menuai kontroversi.
Pro kontra dari masyarakat terjadi mulai dari para pemenang yang diumumkan Akademi Swedia, skandal pelecehan seksual sampai bocoran nama pemenang. Berikut 5 kontroversi yang terjadi di Nobel Sastra, seperti dirangkum detikcom:
1. Nobel Sastra 2019 di Tengah Isu Genosida
Kontroversi yang terbaru adalah peraih Nobel Sastra 2019, Peter Handke. Penulis asal Austria itu dikecam keras di tengah isu genosida.
![]() |
Saat pemakaman Milosevic di tahun 2006, ia terang-terangan menyatakan dukungan kepada Milosevic atas kejahatan perang yang dilakukannya.
Duta Besar Albania, Bosnia, Kroasia, Kosovo, dan Turki pun memboikot pemilihan Peter Handke. Unjuk rasa dan petisi pencabutan anugerah kepada Peter Handke juga berlanjut tapi Akademi Swedia tetap bersikukuh namanya pantas mendapat penghargaan tersebut.
2. Skandal Pelecehan Seksual
Skandal pelecehan seksual di tubuh komite Akademi Swedia mencuat sejak tahun 2018. Di era #MeToo, korban pelecehan dari suami anggota Akademi Swedia, Jean-Claude Arnault dituduh melecehkan sebanyak 18 perempuan di Swedia dan Prancis.
Fotografer itu terbukti melakukan pelecehan seksual dan membuat ia dibui selama sekitar dua tahun. Namanya dicoret dari dewan kehormatan bersama sang istri yang juga merupakan anggota dan tokoh berpengaruh di Swedia.
![]() |
Simak Video "Novelis Abdulrazak Gurnah Raih Nobel Sastra 2021"
[Gambas:Video 20detik]