Setiap pembaca manga punya judul kesukaan yang menjadi favorit. Di Jepang, industri manga menjadi raksasa perusahaan yang terus berkembang dan disukai pembaca seluruh dunia.
Tapi petisi online yang ditulis seorang pembaca manga menjadi viral di jagat maya sejak satu bulan lalu. Petisi itu meminta Shonen Jump sebagai majalah yang merilis judul-judul manga shonen (bagi pembaca pria) untuk memasukkan peringatan konten kekerasan seksual.
Dilansir dari Anime News Network, Rabu (9/9/2020), petisi itu ditandatangani puluhan ribu pembaca manga. Pria bernama Manabu Sekiguchi dalam petisinya menulis, sejak kecil ia tumbuh dan besar dengan membaca Shonen Jump.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi bertambahnya usia Shonen Jump, cerita di beberapa judul komik masih saja menampilkan kekerasan seksual.
Menurutnya, pihak manajerial Shonen Jump gagal membedakan antara erotisme dan kekerasan seksual. Demografi pembaca majalah adalah pria remaja sampai dewasa.
Ia memberikan contoh manga yang berjudul To Love-Ru yang seharusnya mendapatkan peringatan konten.
"Secara pribadi, saya merasa tidak nyaman ketika manga menjual tubuh perempuan seolah-olah mereka adalah ternak. Mungkin mereka (Shonen Jump) yakin tidak akan mendapatkan kritikan tapi sekarang ada lebih banyak judul dan isi manga yang melakukan pelecehan seksual terhadap perempuan," ungkapnya, dilansir dari Anime News Network.
"Saya ingin editor Shonen Jump menyadari, terlepas siapa yang melakukannya, tindakan seksual tanpa persetujuan dari kedua belah pihak adalah kekerasan seksual yang menyakiti orang," tulis Sekiguchi.
Bahkan kasus pelecehan seksual terhadap perempuan di Jepang juga meningkat karena mereka mencontoh adegan di dalam manga. Seharusnya Shonen Jump membuat peringatan konten dan materi pendidikan yang relevan soal seks.
"Seharusnya majalah Shonen Jump bisa mendidik pembaca dengan isi manga yang berkualitas," tuturnya lagi.
Petisi ini muncul setelah seorang komikus Tatsuya Matsuki yang menulis manga Act-age ditangkap karena melakukan tindakan senonoh terhadap perempuan remaja akhir Agustus lalu.
(tia/dar)