Sapardi Djoko Damono Tepati Janji Jadi Sahabat Pelukis Jeihan sampai Ajal

Sapardi Djoko Damono Tepati Janji Jadi Sahabat Pelukis Jeihan sampai Ajal

Tia Agnes - detikHot
Minggu, 19 Jul 2020 14:15 WIB
Suasana rumah duka Sapardi Djoko Damono
Suasana di rumah duka sastrawan Sapardi Djoko Damono / Foto: Febri/detikcom
Jakarta -

Sapardi Djoko Damono meninggal dunia hari ini di usia 80 tahun. Ada cerita soal janji Sapardi Djoko Damono kepada Jeihan Sukmantoro ketika sang maestro seni lukis itu meninggal pada November 2019.

Sapardi Djoko Damono berjanji akan menjadi sahabat sampai kiamat bersama dengan Jeihan. Ketika Jeihan Sukmantoro meninggal, Sapardi bersedih dan berkata Jeihan menunggunya di sana.

"Jeihan telah meninggalkan kita semua hari ini, dia sahabat saya sejak SMA di Solo. Ini foto kami thn 1959, saya sudah menjadi mahasiswa di UGM, Jeihan akan menyusul ke ITB," tulis Sapardi Djoko Damono di akun Instagram @damonosapardi, seperti dilihat detikcom, Minggu (19/7/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami berjanji menjadi Sahabat Sampai Kiamat, dan dialah yang menerbitkan buku pertama saya "duka-Mu abadi" 1969. Saya tidak boleh cengeng bersedih, dia menunggu saya di Sana. Moga2 jalannya dilapangkan-Nya. Amiiin," sambung Sapardi Djoko Damono.

Janji Sapardi Djoko Damono kepada Jeihan terpenuhi. Hari ini, Sapardi akan bertemu kembali dengan sahabatnya sejak SMA.

ADVERTISEMENT

Tak ada yang menyangka, kepergian kedua maestro hanya terpaut 8 bulan lamanya. Jeihan Sukmantoro menghembuskan nafas terakhirnya pada 29 November 2019 dan Sapardi Djoko Damono di 19 Juli 2020.

[Gambas:Instagram]


Sapardi Djoko Damono meninggal di Rumah Sakit Eka, BSD, Tangerang Selatan, pada Minggu (19/7/2020) pukul 09.17 WIB.

Seminggu yang lalu, novelis Pingkan Melipat Jarak itu dirawat kembali karena fungsi organ tubuh yang menurun. Pihak keluarga Sapardi Djoko Damono, Tatyana Soebiyanto, juga menuturkan kesehatan sang sastrawan menurun selama dua tahun belakangan.

"Pak Sapardi beberapa kali dirawat di rumah sakit," tutur perempuan yang akrab disapa Nana.

"HB-nya turun terus, nggak ada diagnosa yang tepat dari pihak dokter selain barang kali penyakit tua ya. Penyakit usia karena bapak sendiri Maret kemaren 80 tahun," tukasnya.

Kepergian Sapardi Djoko Damono membuat para penggemarnya bersedih. Netizen pun mengucapkan duka yang mendalam di jagat maya.

Sepanjang kariernya sejak tahun 1970-an, Sapardi Djoko Damono menghasilkan karya puisi hingga novel yang sukses digemari. Puisi-puisinya pun tak lekang oleh waktu.

Di antaranya adalah Aku Ingin, Hujan Bulan Juni, Pada Suatu Hari Nanti, sampai Yang Fana Adalah Waktu.

Lahir di Solo pada Maret 1940, Sapardi Djoko Damono meninggal di usia 80 tahun.




(tia/doc)

Hide Ads