Lebih dari 132 tahun meninggal, ternyata ada satu karya yang belum pernah dipublikasikan. Cerpen itu akhirnya terbit di Majalah Strand, tahun ini.
Pembaca fiksi karya-karya Louisa May Alcott bis menikmati lagi karyanya. Berjudul Bibi Nellie's Diary, ceritanya terdiri dari 9.000 kata.
Cerpennya mengisahkan tentang seorang remaja perempuan yang hidup di akhir tahun 1840an. Punya sudut pandang orang pertama yang berusia 40 tahun, ceritanya kembali ke masa lampau tentang cinta segitiga yang tak pernah terungkap di antara keponakannya yatim-piatu, Annie Ellerton.
Annie punya teman yang berambut lebih gelap dan bernama Isabel Loving. Merek terlibat cinta segitiga dengan pria bernama Edward Clifford.
Pemuda itu disebut perawakan rupawan, tinggi, dan punya budi pekerti baik tapi masa lalu hidupnya rumit.
Manuskrip tersembunyi Louisa May Alcott disimpan rapi di dalam perpustakaan Houghton Universitas Harvard.
"Ceritanya akan terbit di edisi musim semi Strand, tertunda sampai sekarang karena pandemi Corona. Hal yang paling mengejutkan saya adalah kedewasaan di karya tersebut," ungkap redaktur pelaksana Strand, Andrew Gulli, dilansir dari berbagai sumber.
Ia menuturkan sang novelis berada dalam masa puncak kedewasaan. Ia menciptakan karya yang kompleks, di mana karakternya adalah perempuan single berusia 40 tahunan.
"Ia menentang banyak stereotip tentang bagaimana perempuan digambarkan di Amerika abad ke-19. Karena Bibi Nellie's Diary berakhir dengan berbagai jalan cerita yang belum diselesaikan, saya mau mengundang pembaca membuat alternatif ending," katanya.
Louisa May Alcott dan tiga saudara perempuannya terangkum dalam novel Little Women. Novel itu melambungkan namanya di masa itu. Di waktu ia menulis Bibi Nellie's Diary, ia juga mengerjakan novel pertamanya The Inheritance yang tetap tidak diterbitkan sampai tahun 1990-an.
(tia/dar)