'Merdeka Sejak Hati' menceritakan tentang kehidupan Lafran Pane yang dikenal sebagai pejuang kemerdekaan sekaligus pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di tahun 1947. Sejak kecil, ia menemukan kemerdekaan dan cinta yang hilang.
Kenakalan membuatnya dikeluarkan dari sekolah, minggat dari rumah, jadi petinju dan anak jalanan, serta nyaris kena hukum mati. Perantauannya dari Sumatera ke Jawa penuh dengan tikungan tajam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hidup di bawah penjajahan Belanda dan Jepang-lah yang kemudian menyadarkan adik sastrawan Sanusi Pane dan Armijn Pane ini bahwa ada hal yang jauh lebih mulia dari kebebasan pribadinya.
"Kisah dalam buku ini mencoba mengikuti lini masa hidup Lafran Pane yang asli, tapi ada pengembangan kreatif untuk karakter, waktu, tempat, dialog, dan adegan," ujar A. Fuadi dalam keterangan yang diterima, Senin (29/7/2019).
Dalam menyusun cerita, A. Fuadi mendapat sumbangan ide, catatan, potongan cerita hingga kenangan dari banyak orang yang pernah bersentuhan langsung. "Saya berterima kasih kepada semua pihak untuk berbagi cerita mereka tentang sosok Lafran Pane," tambah Fuadi.
Karya A. Fuadi sebelumnya 'Negeri 5 Menara' diangkat ke layar lebar pada 2012 dan novel 'Ranah 3 Warna' segera diadaptasi ke film. 'Merdeka Sejak Hati' merupakan buku ke-16.
(tia/doc)