Ahmad Fuadi Promosikan Buku Indonesia saat Residensi di AS

Ahmad Fuadi Promosikan Buku Indonesia saat Residensi di AS

Tia Agnes - detikHot
Kamis, 01 Nov 2018 11:35 WIB
Ahmad Fuadi Promosikan Buku Indonesia saat Residensi di AS Foto: Asep Syaifullah
Jakarta - Ahmad Fuadi menjadi salah satu penulis yang lolos seleksi dalam program tahunan Residensi Penulis Indonesia yang diselenggarakan oleh Komite Buku Nasional (KBN). Ia satu-satunya penulis Indonesia yang berangkat ke AS untuk melakukan riset novel terbarunya dan mempromosikan buku Indonesia.

"Selain melakukan riset untuk kepentingan penulisan buku, saya juga diminta oleh KBN mencari kesempatan untuk menjadi pembicara di beberapa acara di Amerika, untuk mengenalkan dunia buku Indonesia," kata Ahmad Fuadi ketika diwawancarai detikHOT.

Saat mempromosikan soal buku-buku Indonesia, penulis 'Negeri 5 Menara' itu juga berkesempatan berdiskusi di tiga lokasi yang berbeda. Ketika berada di Washington DC ia sempat berbicara tentang 'How Bestselling Novels in Indonesia Utilize Minangkabau Folklore' di The Smithsonian Institute.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Lokasi kedua yakni di New York tepatnya di Asian American Writers Workshop dengan topik 'From Bestseller to Box Office Hit, Ahmad Fuadi's The Land of Five Towers'.
Ahmad Fuadi Promosikan Buku Indonesia saat Residensi di ASAhmad Fuadi Promosikan Buku Indonesia saat Residensi di AS Foto: @afuadi/istimewa

"Di acara ini ada pemutaran sebagian film 'Negeri 5 Menara' yang bersubtitel Inggris. Lokasi terakhir dilakukan di Meksiko yaitu 'Pemutaran Film Negeri 5 Menara dan Diskusi Buku dan Tips Menulis' di KBRI di Mexico City, Meksiko," kayanya.

Dari hasil riset residensi di AS nanti, Ahmad Fuadi bakal menggunakannya sebagai latar cerita bagi novel selanjutnya. Ia bakal berbicara tentang masa perjuangan kemerdekaan Indonesia dan masa mempertahankannya.

"Banyak data-data menarik yang saya bawa, tinggal nanti di Indonesia saya perlu waktu, mendalami dan memilah mana yang cocok untuk novel. Saya nanti juga ingin memperkaya bahan dengan riset tambahan di Arsip Nasional dan Perpustakaan Nasional di Jakarta," tukasnya.
(tia/nu2)

Hide Ads