Untuk tahun ini, proposal riset yang diajukan Ahmad Fuadi lolos seleksi dan terpilih untuk berangkat ke AS. Ia menuturkan ada tiga lokasi yang merupakan lokasi risetnya.
"Saya melakukan riset untuk novel saya yang selanjutnya di tiga tempat, Library of Congress, Washington DC, the US National Archives di College Park, Maryland, dan di National Security Archives, George Washington University," katanya ketika diwawancarai detikHOT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebutuhan riset yang didalami Ahmad Fuadi adalah mendalami hubungan antara AS dan Indonesia di era 1930-an, yang saat itu masih Hindia Belanda hingga tahun 1960-an. Ia sampai membaca sekitar 50-an kardus yang berisi ribuan dokumen.
![]() |
Dokumen yang dibacanya, lanjut dia, umumnya berstempel 'secret, top secret, classified', yang sekarang sudah bisa diakses oleh peneliti.
"Saya terkesan dengan lengkapnya arsip nasional di Amerika, dan kualitas pemeliharaan arsip ini (ada arsip tertulis, audio, gambar dan video), serta fasilitas dan layanan berlantai 4 yang diberikan kepada periset yang memerlukan bahan ini. Di ruang riset yang nyaman dan luas ini saya menemukan peneliti yang datang dari seluruh dunia, yang dengan tekun, mendalami satu persatu lembaran dokumen dari puluhan bahkan ratusan tahun lalu," katanya.
![]() |
Dokumen rahasia tersebut bakal menjadi bahan bagi project novel berikutnya. Namun, ia mengakui masih membutuhkan riset ke lokasi lainnya di Jakarta.
"Banyak data-data menarik yang saya bawa, tinggal nanti di Indonesia saya perlu waktu, mendalami dan memilah mana yang cocok untuk novel. Saya nanti juga ingin memperkaya bahan dengan riset tambahan di Arsip Nasional dan Perpustakaan Nasional di Jakarta," pungkasnya.
(tia/doc)