Ini bukan pertama kalinya Indonesia menerima penghargaan bergengsi tersebut. Sebelum Eka Kurniawan, ada nama-nama lainnya yang turut menyemarakkan penghargaan Prince Claus yang berlangsung sejak 2007.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. FX Harsono (2014)
Pada 2014 lalu, perupa FX Harsono menerima penghargaan Prince Claus Award dari Kerajaan Belanda. Nominasi itu diberikan pada FX Harsono atas pencapaiannya yang luar biasa dan inspirasional di bidang budaya dan pembangunan.
Tema-tema sosial, politik, hak asasi manusia dan lingkungan manusia kerap menjadi energi yang menggerakkan seniman yang pernah menimba ilmu di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) yang kini menjadi Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) ini ketika berkarya.
2. Teater Garasi (2013)
![]() |
Teater Garasi/Garasi Performance Institute dari Yogyakarta di usianya ke-20 menerima penghargaan prestisius dari Prince Claus Fund pada 2013. Dalam surat keputusan Prince Claus Fund yang dikirimkan kepada Teater Garasi, dituliskan bahwa kualitas merupakan hal tak terbantahkan yang harus dimiliki oleh para penerima penghargaan.
3. Slamet Gundono (2005)
Slamet Gundono yang merupakan dalang kontemporer dan seniman multidisipliner asal Tegal menerima penghargaan Prince Claus pada 2005. Penghargaan itu diberikan atas jasanya dalam mengembangkan seni tradisional, dengan mengadaptasi idiom dan gaya modern. Ia menunjukkan bahwa seni tradisional merupakan penggerak kuat bagi ekspresi kotemporer.
4. Ayu Utami (2000)
![]() |
Penulis 'Saman' yang memenangkan Sayembara penulisan roman Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 1998 itu menerima Prince Claus Awards pada 2000. Ia menjadi penulis pertama yang menerima penghargaan yang mempunyai misi mendukung dan memajukan kegiatan di bidang budaya dan pembangunan.
5. Heri Dono (1998)
Seniman yang berbasis di Yogyakarta dikenal dengan figur-figur yang muncul dalam karyanya dan terpengaruh oleh wayang kulit. Ia menerima penghargaan Prince Claus Fund pada 1998.
Terpilihnya Heri Dono sebagai pemenang lantaran karyanya yang kerap mengabadikan tradisi Indonesia dengan corak kontemporer yang khas dan berisi isu sosial politik.
6. Sardono W Kusumo (1997)
![]() |
Sardono Waluyo Kusumo yang dikenal sebagai penari dan koreografer asal Surakarta itu menerima penghargaan Prince Claus dari Kerajaan Belanda pada 1997 silam. Di tahun 1970-an, ia mendirikan Sardono Dance Theatre dan kini menjadi Guru Besar Institut Kesenian Jakarta sejak Januari 2004.
7. Jim Supangkat (1997)
Di dunia seni nama Jim Supangkat tak diragukan sebagai kritikus maupun kurator seni. Namanya dikenal melalui karya-karya lukisnya dan kritik seni rupa yang dimuat di berbagai media massa.
Ia telah melakukan banyak pameran senirupa, baik di dalam maupun di luar negeri. Jim Supangkat merupakan salah satu penerima penghargaan Prince Claus Award (Belanda) untuk Posting Cultural Development in The Third World to The International World.
(tia/tia)