Penulis asal Tasikmalaya itu tak menyangka menerima kabar bahagia via surat elektronik dari Kerajaan Belanda semalam.
"Saya sudah terima email dan mendengar kabar itu tadi malam. Tengah malam dan memang ada catatan baru banget akan disebar pengumumannya pagi ini," ujar Eka saat dihubungi detikHOT, Kamis (6/9/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum namanya, Eka Kurniawan juga menuturkan penulis Ayu Utami menerima Prince Claus Award di tahun 2000. "Waktu Teater Garasi dari Yogyakarta menerimanya, saya juga mendengar di tahun 2014. Jauh sebelum itu juga ada Ayu Utami," kata penulis 'Lelaki Harimau' tersebut.
Indonesia pun, diakui Eka, mendapatkan tempat tersendiri bagi Prince Claus Award. "Mungkin yah, yang aku tahu memang ada seniman Indonesia. Tahun ini juga ada dari Asia Tenggara, kurasa mereka memang global dan Indonesia jadi salah satu yang diperhatikan," tuturnya.
Rencananya Eka akan hadir dalam acara publik event 'Louder than Words' di Compagnietheatre, Amsterdam. Serta upacara penganugerahan di Royal Palace Amsterdam pada 6 Desember.
"Ya, saya diundang ke acara penganugerahannya. Insyaallah," pungkasnya.
Dalam siaran pers yang diterima detikHOT, penulis kelahiran 1975 itu mampu mengeksplorasi sejarah Indonesia yang kompleks lewat karya fiksinya. Eka Kurniawan yang belajar sastra realisme sosial dari sastrawan besar Pramoedya Ananta Toer lalu mengembangkan gaya inovatifnya sendiri. Dia disandingkan dengan Gabriel Garcia Marquez dan Haruki Murakami.
Prince Claus Awards berlangsung sejak 1997 dan memberikan penghormatan terhadap individu serta organisasi yang secara progresif mengembangkan budaya di negaranya.
(tia/tia)