.webp)
Hal tersebut disampaikan salah satu rekan seniman Danarto, Halim HD. Halim yang selisih 11 tahun lebih muda mengenal Danarto sejak masih aktif di Sanggar Bambu Yogyakarta.
"Kalau dilihat dari karya seni rupa, dia itu mendahului zamannya. Orang belum melakukan, dia sudah," ujar Halim di rumah duka, Karangmojo, Sragen Tengah, Kabupaten Sragen, Rabu (11/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Danarto memang seorang seniman serba bisa. Selain karya sastranya yang sangat terkenal, dia juga seorang pelukis dan penata artistik seni pertunjukan.
"Di sastra, kita dulu baru dengar magic realism tahun 1977-1978. Itu apa, saya cari. Saya pikir karya mas Danarto itu magic realism, padahal itu dibuat tahun 1967-1968," katanya.
 Danarto, Seniman yang Mendahului Zamannya Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom |
Karena karya sastranya yang Halim sebut 'fantastis', Danarto pun pernah ia undang dalam acara mimbar teater di Taman Budaya Jawa Tengah, Solo. Acara tersebut menampilkan karya-karya sastra Danarto.
"Kita pilih Danarto karena kita anggap cerpennya bisa jadi tantangan bagi orang teater untuk kembali mengeksplorasi pemikiran," ujar Halim.
Sedangkan dalam seni pertunjukan, Halim menyebut Danarto sebagai ahlinya di bidang artistik. Bahkan saat itu, dia menyebut hanya ada dua nama yang ahli dalam tata artistik seni pertunjukan.
"Dulu kita kenal cuma dua orang, Rujito dan Danarto. Kalau mau berguru ya cuma sama mereka," ungkapnya.
Danarto kini tutup usia pada usia 77 tahun. Sebelumnya dia tertabrak motor saat menyeberang jalan menuju bank. Sempat dirawat di rumah sakit, Danarto menghembuskan napas terakhir pukul 20.54 WIB. Dia dimakamkan hari ini di Karangmalang, Sragen.
(tia/tia)
