Buku yang rencananya diberi judul 'We Are Diplaced' itu fokus pada pengalaman pengungsian dan digambarkan sebagai buku bagi pembaca muda. Dia pun mulai menceritakan tentang pengalamannya sendiri dan membagikan kisah pribadinya tentang apa yang ditemui dalam perjalanan ke tempat-tempat pengungsian.
Yousafzai juga akan menceritakan kota-kota yang terdapat para pengungsi dan keluarga yang masih menetap. Anekdot dalam bukunya adalah bagaimana rasanya jika ia meninggalkan rumahnya dan hidup di sebuah kamp pengungsian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mendengar berita tentang jutaan pengungsi, ratusan migran terjebak di atas kapal atau di sebuah truk. Aku tahu bagaimana rasanya meninggalkan rumahmu dan semua yang kau tahu, saya tahu cerita dari begitu banyak orang yang harus melakukan hal yang sama," tutur Yousafzai dilansir dari EW, Selasa (13/3/2018).
"Saya berharap dengan berbagi cerita tentang kisah-kisah yang pernah saya temui dalam beberapa tahun belakangan ini, saya dapat membantu orang lain memahami apa yang terjadi dan memiliki belas kasihan terhadap jutaan orang yang mengungsi akibat konflik," tambahnya lagi.
Wakil presiden eksekutif penerbit Little, Brown for Young Readers Megan Tingley mengatakan buku Yousafzai.
"Tidak pernah ada waktu yang lebih penting untuk berbagi kisah nyata tentang pengungsi. Kami sangat bangga untuk menjadi penerbit Malala Yousafzai dan menyebarkan misinya tentang kebebasan," tukasnya.
Buku 'We Are Diplaced' akan terbit pada 4 September mendatang.
(tia/tia)