69 Hal yang Patut Disyukuri Jadi Lajang di Buku Terbaru Feby Indirani

ADVERTISEMENT

69 Hal yang Patut Disyukuri Jadi Lajang di Buku Terbaru Feby Indirani

Tia Agnes - detikHot
Kamis, 07 Sep 2017 09:55 WIB
69 Hal yang Patut Disyukuri Jadi Lajang di Buku Terbaru Feby Indirani Foto: Tia Agnes/ detikHOT
Jakarta - Lajang dan belum menikah menjadi momok tersendiri bagi kaum Hawa. Lewat buku terbaru yang berjudul '69 Things to be Grateful About Being Single', Feby Indirani mengungkap asyiknya berstatus lajang.

Buku yang berkolaborasi dengan ilustrator Emte itu memuat 69 pointer atau tentang hidup lajang serta ilustrasi yang cantik. Saat peluncuran buku di ke:kini Ruang Bersama, Cikini, Jakarta Pusat, Feby Indirani mengatakan buku tersebut merupakan hadiah bagi para perempuan lajang.

"Buku ini mengajak perempuan lajang untuk tersenyum, berkontemplasi serta menertawakan diri sendiri," ujar Feby Indirani, Rabu (6/9) malam.



Feby Indirani sendiri yang pernah menjadi jurnalis itu juga pernah mengalami peristiwa tak mengenakkan ketika berada di Imigrasi. "Di daftar isian saya menulis belum menikah dan petugas imigrasinya langsung nanya, belum menikah? beneran belum menikah sampai sekarang? Di Indonesia itu banyak sekali single shaming. Stop Single Shaming," ujar Feby sembari tertawa.

Angka 69 sengaja dipilihnya sebagai simbol dari yin dan yang yang mewakili konsep keseimbangan. "Segalanya memiliki pasangan yang merupakan lawan dari dirinya, atas-bawah, terang-gelap, maskulin-feminin," tulis Feby di kata pengantarnya.



Dari 69 pointer yang ada di dalam buku, ada beberapa hal yang patut disyukuri dengan status lajang. Misalnya, punya waktu lebih banyak untuk pergi liburan, hangout dengan teman-teman, kursus hobi yang diinginkan, jam tidur sebebasnya, dan tidak pusing berurusan dengan mertua serta ipar.

69 Hal yang Patut Disyukuri Jadi Lajang di Buku Terbaru Feby Indirani69 Hal yang Patut Disyukuri Jadi Lajang di Buku Terbaru Feby Indirani Foto: Tia Agnes/ detikHOT


Single Shaming kerap terjadi di budaya Indonesia belakangan ini. Menurut Feby Indirani, ada cara untuk terus mempromosikan kampanye stop single shaming tersebut.

"Tidak usah menggunakan kata jomblo. Karena jomblo itu berkonotasi negatif, dan mulailah dari lingkungan sendiri, berhenti menggunakan kata jomblo sebagai joke. Itu mulai dari diri sendiri dan lingkungan terdekat," pungkasnya.

Buku setebal 144 halaman itu akan tersedia di toko-toko buku mulai pertengahan September mendatang. Bukunya dibanderol dengan harga Rp 88 ribu.

(tia/tia)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT