Kurator Temu Jalar dalam Pekan Kebudayaan Nasional, Ade Darmawan mengatakan sejak 6 bulan yang lalu tim kuratorial sudah bertemu dan berdiskusi. Tim kurator yang terdiri dari bidang tari atau gerak, seni rupa, bunyi, riset, dan banyak lapisan dari praktek seni budaya serta pelumbungan yang berusaha bekerja dengan maksimal bersama komunitas-komunitas.
"Kita memperlihatkan metode lumbung yang sudah ada. Banyak pelaku budaya di Indonesia yang secara tidak langsung mengerjakan proses artistiknya sebagai sesuatu yang dilumbungkan. Pada akhirnya bisa belajar dan mengadaptasikannya sesuai kelokalan masing-masing," kata Ade saat ditemui di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat.
Baca juga: Merayakan 50 Tahun Festival Teater Jakarta |
Selain Ade Darmawan, tim kuratorial terdiri dari Josh Marcy dari kuratorial Laku Hidup, Handoko Hendroyono dari Gerakan Kalcer, Nyak Ina Raseuki dari Rantai Bunyi, Ibe Karyanto kuratorial Pendidikan yang Berkebudayaan, Enin Supriyanto dari Jejaring, Rimpang.
Lalu ada Heni Wiradimaja dari Berliterasi Alam dan Budaya, serta Ahmad Khairuddin dari Sedekah Bumi Project.
Menurut Ade, ruang tamu yang ada di 40 titik di Jakarta, Bogor, Ciputat, Bekasi, dan kawasan sekitarnya sangat interaktif dan partisipatif.
"Tidak hanya melihat penonton atau publik, tapi melihatnya sebagai kolaborator. Pertemuan-pertemuan atau percakapan-percakapan yang ada di tempat tongkrongan," kata Ade.
Kurator lainnya, Enin Supriyanto menuturkan salah satu acara dalam Pekan Kebudayaan Nasional di bangunan Produksi Film Negara milik BUMN adalah Kenduri Rasa. Hasil kolaborasi antara PKN 2023 dengan mamak-mamak asal Timor Indonesia ini menarik ditelisik.
"Dari Samosir Tabo, Sulawesi Barat di Mandar, Timor Leste sampai Kupang, saya melakukan riset dan penelitian bertemu dengan warga lokal. Ibu-ibu rumah tangga untuk memahami ekosistem pangan yang masih hidup di daerah itu, karena di setiap wilayah berbeda-beda," katanya.
Nantinya, para mamamk itu bakal memasak masakan khas daerah masing-masing dan menampilkan simbol yang disebut ahli gastronomi Indonesia sebagai salah satu sahabat rakyat.
"Nanti ada mamak-mamak dari Aceh, Lampung, dan Maluku Utara yang diutus oleh pemerintah daerahnya," kata Enin.
PKN 2023 disuguhkan melalui konsep Ruang Tamu. Layaknya rumah yang telah bersiap menerima kunjungan dan interaksi yang akan terjadi di ruang tamunya, konsep ini diharapkan bisa memantik percakapan, tidak hanya antarpelaku budaya tapi juga antarmasyarakat/pengunjung. Nantinya, akan terbuka peluang kolaborasi dan aksi kolektif untuk memperpanjang semangat #Indonesia Melumbung untuk Melambung #SinggahdiPKN2023.
Ke-40 titik tersebut nantinya tersebar di Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Utara, Bekasi, Tangerang, Bogor, dan Kepulauan Seribu. Seperti di Kemendikbudristek, Galeri Nasional, Museum Kebangkitan Nasional, MBloc, PFN, Taman Suropati, Kampung Kali Pasir, Kelurahan Paseban, Kelurahan Galur, Pintu 6 Gelora Bung Karno, Taman Ismail Marzuki, Rubanah, Bundaran HI, Stasiun BNI City, Stasiun Palmerah, Gudskul, Pasar Cipulir, Kel. Ulujami, Blok M Square, Ateliar Ceremai, BKT Duren Sawit, Kongsi 8, Sanggar Anak Akar, Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 10, SMPN 195, Taman Mini Indonesia Indah, Kelurahan Penjaringan, Stasiun Tanjung Priok, Kampung Kranggan Bekasi, Grand Galaxy Park Bekasi, UIN Syarif Hidayatullah Tangerang, Stasiun Bogor, Taman Ekspresi Bogor, Alun-Alun Kota Bogor, dan Kelurahan Pulau Pramuka Kepulauan Seribu.
(tia/pus)