Kepergian Djoko Pekik membawa duka yang mendalam bagi dunia seni Tanah Air. Pelukis senior kelahiran Januari 1937 meninggal dunia hari ini di usia yang menginjak 86 tahun.
Rencananya jenazah akan dimakamkan pada hari ini, Minggu (13/8) di Imogiri, Bantul.
"Nanti sore rencana ada sembahyangan pemberkatan. Kalau untuk pemakamannya besok di makam seniman Imogiri tapi jamnya masih belum bisa ditentukan," kata anak keempat Djoko Pekik, Nihil Pakuril kepada wartawan di rumah duka, Sabtu (12/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rumah duka Djoko Pekik berada di Kelurahan Bangunjiwo, Kapanewon Kasihan, Bantul. Dikutip dari detikJogja, tampak beberapa karangan bunga berjejer di depan Plataran Djoko Pekik, seperti dari Presiden Joko Widodo hingga Anies Baswedan.
Salah satu rekan Djoko Pekik yang juga pelukis, Yani Sapto Hudoyo mengaku sangat kaget sekaligus kehilangan dengan meninggalnya Djoko Pekik. Pasalnya beberapa waktu lalu ia sempat bertemu Djoko di acara pameran.
"Jadi saya juga kaget, kemarin-kemarin masih ketemu saat pameran-pameran. Karena beliau selalu aktif datang di pameran," kata Yani kepada wartawan di rumah duka, Sabtu (12/8).
Selama perjalanan kariernya, Djoko Pekik terkenal dengan seri lukisan Berburu Celeng yang menggambarkan keadaan para pemimpin Indonesia di masa Orde Baru. Dia juga dikenal sebagai seniman Lekra sehingga membuat dirinya mendekam di penjara tanpa diadili.
Djoko Pekik dikenal dengan gaya realis-ekspresif dan dibumbui nilai-nilai kerakyatan. Semasa aktif di Sanggar Bumi Tarung, lukisan yang dihasilkan olehnya merupakan karya yang terinspirasi setelah melakukan Aksi Turun Ke Bawah (Turba) ke kawasan-kawasan miskin dan terhisap.
Djoko Pekik merupakan seniman Bumi Tarung yang ditangkap polisi pada 8 November 1965 karena dianggap berhubungan dengan Lekra.
Saat ditemui detikHOT di pameran tunggal Djoko Pekik bertajuk Zaman Edan Kesurupan di Galeri Nasional Indonesia pada Oktober 2013, dia mengatakan sudah menyukai dunia seni sampai ke dasar jiwanya.
"Saya ini aslinya bukan pematung namun tukang gambar. Tapi terus belajar dan akhirnya saya senang juga," kata Djoko Pekik.
(dar/dar)