Perenungan 50 Tahun Berkarya Seniman Nunung WS

Perenungan 50 Tahun Berkarya Seniman Nunung WS

Tia Agnes Astuti - detikHot
Kamis, 08 Jun 2023 13:23 WIB
Pameran Retrospektif Nunung WS di Galeri Nasional Indonesia
Nunung WS menggelar pameran retrospektif The Spirit Within di Galeri Nasional Indonesia. Foto: Tia Agnes/ detikHOT
Jakarta -

Nama Nunung WS (mungkin) tak sesering didengar dalam berbagai pameran seni rupa di Tanah Air. Jejaknya dalam berkarya sudah dimulai sejak awal dekade 1970-an. Bersama suaminya, Sulebar M Soekarman yang juga seorang seniman, mereka kerap menggelar pameran.

Dia mulai melukis pada 1967 dan belajar melukis di Akademi Seni Rupa Surabaya (AKSERA). Lebih dari 50 tahun lamanya, Nunung WS tetap melukis dan menjadikannya salah satu seniman seni geometris abstrak paling penting di Asia.

Merayakan kiprah Nunung WS selama 5 dekade, D Gallerie bersama Galeri Nasional Indonesia, dan Museum dan Cagar Budaya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar pameran retrospektif berjudul The Spirit Within atau berarti 'Satu dalam Manunggal'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nunung WS menuturkan perjalanan panjangnya dalam berkarya membawanya kepada berbagai perenungan. Dari apa yang dirasakannya, pengalaman personal hingga alasan pemaknaan dari warna di atas kanvas.

"Saya membuat karya dari apa yang saya rasakan, apa yang saya dapatkan, saya merenungkan apa yang saya rasa. Saya pernah bertanya ke dalam diri saya, ke mana saya membawa warna-warna ini? Dengan berpikir, merenung, dan berbicara dengan diri sendiri akhirnya saya membuat karya," katanya di Gedung A Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat.

ADVERTISEMENT

Dari berbagai penjelajahan sang seniman, Nunung WS mengaku sudah selesai membuat gambar lanskap. Dia pun menelusuri jejak lainnya.

"Ruang alam yang saya lihat sepertinya sudah selesai, saya berangkat dari sana menuju ke dunia yang lain. Saya masuk ke museum-museum, Candi Borobudur, dan bertemu kepada ruang-ruang subtil," sambungnya.

Ketika berada di Candi Borobudur, ia melihat garis vertikal dan horizontal. Pengalaman itulah yang dituangkannya dalam lukisan panjang berjudul Verzon.

Pameran Retrospektif Nunung WS di Galeri Nasional IndonesiaPameran Retrospektif Nunung WS di Galeri Nasional Indonesia Foto: Tia Agnes/ detikHOT

Lukisan yang terbagi ke dalam 7 kanvas itu sepanjang 10,5 meter dan memuat berbagai warna. Ada hitam, abu-abu, biru, hijau, dan merah.

"Ada pertemuan dunia bawah dan dunia atas. Saya di situ merenungkan kembali dua garis, vertikal dan horizontal. Ini menjadi titik saya, sehingga saya menemukan ruang itu. Ruang transenden yang ada di dalam diri saya," lanjut Nunung WS.

Lain halnya dengan karya yang terdapat lipatan-lipatan kertas di atas kanvas besar. Bak origami, karya Nunung WS seakan mengajak imajinasi pencinta seni akan kenangan masa kecil dengan melipat kertas.

Dalam pameran retrospektif The Spirit Within, sekitar 30 lukisan dipamerkan hingga 26 Juni 2023. Karya-karya yang dihadirkan mewakili puncak kekaryaannya.

Kurator pameran Chabib Duta Hapsoro menuturkan ratusan lukisan berhasil diciptakan Nunung WS sejak 1970-an sampai sekarang. Dia membaginya kepada tiga periode.

Pertama, karya artistik Nunung WS tentang alam dan sekitarnya, di antaranya lokasi yang pernah disambanginya yakni Bali, Maninjau, dan Borobudur. Kedua, sapuan ekspresi yang lebih gestural kaligrafi. Dia menghadirkannya dengan gerakan kaligrafi tak biasa. Ketiga, ekspresi gestural kaligrafi membawanya kepada karya penuh spiritual.

"Nama Nunung WS memiliki nuansa abstrak yang berbeda dari seniman lainnya. Namanya juga mewarnai sejarah seni rupa Indonesia, saat orang-orang heboh dengan kontemporer dan membuat karya dengan seperti itu, Bu Nunung WS tetap konsisten dengan ciri khas karyanya," tukasnya.




(tia/dar)

Hide Ads