Pelukis Francoise Gilot yang juga dikenal sebagai mantan kekasih Pablo Picasso meninggal dunia di usia 101 tahun. Jenazahnya disemayamkan di New York, AS.
Nama Francoise Gilot melejit usai menulis buku memoar pada 1964 yang merinci hubungan asmaranya dengan maestro seni lukis Pablo Picasso selama satu dekade. Selama ini, Picasso dikenal dekat dengan banyak perempuan.
Francoise Gilot juga disebut sebagai salah satu 'muse' Picasso yang menginspirasinya membuat lukisan. Usai berpisah dengan Picasso, ia kembali berkarya dan memiliki kontrak dengan Daniel-Henri Kahnweiler.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 5 Lukisan Termahal di Dunia Sepanjang 2022 |
Dalam beberapa lukisannya, terlihat pengaruh dari gaya kubisme. Gaya dan ciri ala kubisme menjadi ciri khas dari Pablo Ruiz Picasso sepanjang ia berkarya hingga meninggal pada 8 April 1973.
Sayangnya nama Francoise Gilot sempat meredup di skena seni rupa AS. Ketika menginjak usia satu abad, salah satu lukisannya Paloma a la Guitare yang berasal dari tahun 1965 memecahkan balai lelang dan terjual satu juta euro.
Penulis buku Picasso: The Women in His Life: An Homage, Markus Muller, mengaku perjalanan hidup yang panjang dari Francoise Gilot akhirnya menemukan satu titik terang dan pengakuan dunia.
"Dia harus menunggu sampai tahun keseratusnya untuk melihat lukisan potret penuh kasih sayang putrinya Paloma yang berasal dari tahun 1965, memecahkan rekor satu juta euro di lelang," ungkapnya.
Pada 2021, lukisan itu terjual seharga 1,3 juta euro di balai lelang Sotheby. Namanya pun mencuat sebagai seniman perempuan yang memecahkan rekor.
Nama Francoise Gilot disebut memiliki status yang tak biasa. Setelah menjalin hubungan 10 tahun dengan Picasso, ia memilih untuk pergi.
Dari empat hubungan yang dibahas pada 1964, Picasso diketahui memiliki kekasih lainnya yakni Dora Maar, Marie-Theresia Walter, dan Olga Khokhlova yang diputuskan oleh Picasso.
Dalam buku itu, Picasso disebut sering mengadu domba antar satu perempuan dengan lainnya. "Dia lebih suka menjalani hidup dan membiarkan semua perempuan yang telah berbagi hidupnya mengeluarkan tangisan atau rasa sakit seperti boneka yang terputus kepalanya. Terkadang ia memperlakukan perempuan seperti dewi namun juga keset," tukasnya.
Gilot bertemu dengan Picasso yang lebih tua 40 tahun darinya di sebuah restoran di Paris pada 1943. Saat itu, sang pelukis tengah bersama Dora Maar tapi ia tetap mengundang ke studionya.
Kini, setelah kehidupan fenomenal sekaligus 'malapetaka' bersama Picasso, ia tutup usia di 101 tahun dalam damai.
(tia/wes)