Sebelum Meninggal, Nano Riantiarno Khawatir Masa Depan Teater Koma

Sebelum Meninggal, Nano Riantiarno Khawatir Masa Depan Teater Koma

Muhammad Ahsan Nurrijal - detikHot
Jumat, 20 Jan 2023 11:42 WIB
Suasana Rumah Duka Nano Riantiarno
Foto: Ahsan Nurrijal/ detikHOT
Jakarta -

Nano Riantiarno meninggal di usia 73 tahun. Aktor sekaligus sutradara Teater Koma telah melanglang buana dalam dunia teater Tanah Air lebih dari empat dekade.

Kecintaannya pada dunia teater bukan isapan jempol belaka. Diungkapkan putra sulungnya, Rangga Bhuana, Nano Riantiarno masih khawatir tentang masa depan Teater Koma.

"Papa masih khawatir Teater Koma untuk ke depannya mau gimana," ungkap Rangga Bhuana saat ditemui di Sanggar Teater Koma, kawasan Bintaro, Jakarta Selatan, pada Jumat (20/1/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut keterangan Rangga, akhir tahun lalu ayahnya memenangkan Sayembara Naskah Teater Dewan Kesenian Jakarta yang berjudul 'Matahari dari Papua'. Naskah itu pun menjadi warisan terakhir dari mendiang Nano Riantiarno.

"Sebenarnya rencananya beliau ingin memanggungkan itu," ucapnya.

ADVERTISEMENT

"Mungkin nanti kita lihat dari Teater Koma ke depannya gimana," sambung Rangga.

Rangga juga menceritakan selama 4 tahun terakhir, ayahnya sempat mengeluhkan ada sakit dan pembengkakan di bagian paha. Baru setahun yang lalu diperiksa dan ternyata ada tumor yang menyerang di bagian sana.

"Jadi beliau operasi, tumor di bagian paha kiri diangkat. Ternyata tumor dioperasi 8 November. Setelahnya pulang dari rumah sakit, tiba-tiba awal Desember batuk-batuk, rontgen 3 Desember ternyata ada penyebaran di bagian paru-paru, dipastikan lagi dibawa ke ICU RS Dharmais tanggal 27 Desember. Diteliti lewat rontgen, diambil cairan paru-paru, itu yang bikin sesak napas, ya memang kondisinya kanker (paru-paru)," terang Rangga.

Saat sesak napas dan mulai sering batuk, bukan lendir atau adanya permasalahan di tenggorokan saja.

"Diambil cairan paru-paru, itu yang bikin sesak napas. Dari tanggal 27 (Desember), kami gantian berjaga sampai akhirnya pulang Senin kemarin," sambungnya.

Setelah Senin (16/1) awal pekan ini, kondisi kesehatan Nano Riantiarno terus menurun. "Kalau dibilang sakit ada, karena kelamaan berbaring. Bagian bokongnya agak sakit, lecet," kata Rangga.

Saat itu, dokter di RS Kanker Dharmais memperbolehkan Nano pulang dan menjalani rawat jalan asalkan tetap membawa selang untuk mengeluarkan cairan dalam paru-paru dan hal itu membantunya.

"Ya pada akhirnya paru-paru napasnya jelek, jadi sulit juga karena bergerak di kasur cukup sulit," pungkasnya.

Rencananya, jenazah Nano Riantiarno bakal dimakamkan esok hari pukul 12.00 WIB di Taman Makam Giri Tama, Tonjong, Bogor.




(tia/dar)

Hide Ads