Mengenang 100 Tahun Chairil Anwar dalam 'Aku Berkisar Antara Mereka'

Di penghujung 2022, perayaan 100 Tahun Chairil Anwar kembali digelar di selatan kota Jakarta, Komunitas Salihara. Tahun ini menjadi momentum berharga bagi kekaryaan sang pujangga Aku.

Sejak awal tahun, 100 Tahun Chairil Anwar dimulai dari penerbit Gramedia Pustaka Utama (GPU) yang memiliki hak cipta atas penerbitan buku-bukunya melakukan ziarah, berbagai diskusi buku sampai dicetak ulang.

Komunitas Salihara menyelenggarakan perayaan 100 Tahun Chairil Anwar lewat pameran seni berjudul Aku Berkisar Antara Mereka. Eksibisi yang dibuka pada 28 Oktober, masih bisa dilihat publik hingga 4 Desember 2022.

Dikuratori oleh Cecil Mariani dan Laksmi Pamuntjak, pameran yang bekerja sama dengan Pusat Dokumentasi Sastra PDS HB Jassin ingin memaknai ulang kontribusi sang penyair dalam dunia sastra Indonesia.

"Chairil Anwar dikenal lewat mitos 'Binatang Jalang' yang melekat pada dirinya. Tapi popularitas Chairil tak bisa dilepaskan dari itu, kami percaya penyair tidak berdiri sendiri," ungkap Cecil Mariani, dalam keterangan kepada detikcom.

Pameran 100 Tahun Chairil Anwar Berjudul 'Aku Berkisar Antara Mereka' di Komunitas Salihara, Jakarta Selatan. Foto: Komunitas Salihara/Witjak Widhi Cahya

Menurut tim kurator, sosok Chairil Anwar terletak pada penghormatan dan pembaharuannya atas tradisi yang dipilih. Sesuai dengan wawasan, bacaan, kepribadian, hasrat, dan situasinya.

"Di sinilah perayaan Seratus Tahun Chairil Anwar bisa berharga, untuk memaknai ulang kontribusi sang penyair kepada sastra Indonesia, serta mendekonstruksi mitos-mitos seputar karya-karyanya. Dalam semangat itulah pameran ini hendak mengembalikan sang penyair kepada identitasnya yang hakiki yakni kata-katanya," sambungnya.

Pameran Aku Berkisar Antara Mereka tak hanya menampilkan karya-karya Chairil Anwar saja. Tapi juga memperlihatkan dimensi lain dalam kesustraannya. Seperti peran HB Jassin, pengaruh penyair dunia pada sajak-sajaknya, dan perdebatan tentang mana karya asli, saduran, maupun terjemahan.

Tak hanya itu saja, pameran ini juga menampilkan hubungan antara sang tokoh terhadap sumber inspirasi dari bidang seni rupa, agama, dan politik pergerakan.