Hari ini menjadi momentum berharga bagi Si Binatang Jalang. Jika Chairil Anwar masih hidup tepat pada 26 Juli 2022, ia akan berusia 100 tahun atau seabad.
Setelah bertualang ke Yogyakarta dan Bali, perayaan 100 Tahun Chairil Anwar kini berlabuh di Jakarta. Sekitar 200 orang penggemar sajak-sajak Chairil Anwar, berkumpul di Gramedia Matraman, Jakarta Timur, sejak pukul 15.00 WIB.
Perayaan Seabad Chairil Anwar dimulai dengan pembacaan puisi yang dibuka oleh Yoshi Fe dengan pembacaan syair Catatan Tahun 1946, Ratih Kumala, Cyntha Hariadi, Anya Rompas sampai Djenar Maesa Ayu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ratih Kumala yang membacakan puisi berjudul Taman itu menceritakan awal mengenal Chairil Anwar ketika berada di bangku sekolah.
"Tentu saja awal mengenal puisi Aku, setelah saya dewasa dan nengenal Chairil Anwar lebih jauh, ternyata beliau menulis puisi-puisi yang romantis. Yang saya bacakan adalah puisi yang sangat romantis, kalau mau menikah cocok ditaruh di undangan pernikahan," kekalar novelis Gadis Kretek saat awal membacakan puisi tersebut.
Cyntha Hariadi yang dikenal melalui kumpulan cerpen Manifesto Flora membacakan puisi Doa.
"Puisinya banyak yang menggelora dan romantis, saya akan pilih puisi Chairil yang menarik karena spiritual dan kadang-kadang membayangkan yang sering saya bayangkan bagaimana November 1943. Di sini saya bilang Chairil menunjukkan kecil, pasrah, dan bertekuk lutut. Itu yang tidak seperti kita bayangkan," katanya.
Penyair Anya Rompas yang juga hadir saat ziarah ke makam Chairil Anwar pada April lalu, turut membacakan puisi sang pujangga. Terakhir, ada Djenar Maesa Ayu yang membacakan bab pertama dalam buku skenario film Aku yang ditulis oleh ayahnya, Sumandjaya.
Menurut Djenar, syair Chairil Anwar merupakan sumbu yang bisa menyulut para pejuang dan rakyat Indonesia pada masanya.
"Yang membuat saya mengenal Chairil juga perjalanan hidupnya, dari skenario film yang ditulis almarhum ayah saya sebelum meninggal di 1985 yang berjudul Aku, kisah perjalanan hidup dan karya dari Chairil Anwar. Skrip ini pernah populer karena tokoh Rangga selalu membawa-bawa buku ini, thank you Mirles," katanya.
Aksi Djenar berlanjut kepada pembacaan scene 124 di dalam buku Aku. Tentang Chairil ketika melihat Evawani yang masih balita belajar berjalan dan perpecahannya dengan istrinya, Hapsah. Djenar membacakannya dengan penuh emosional dan bergetar suaranya.
"Scene yang berbeda dari scene yang saya bacakan tadi. Begitu singkat dan sangat sederhana tapi begitu membekas," kata Djenar.
Evawani Chairil pun hadir membacakan satu sajak berjudul Cintaku Jauh di Pulau. Perayaan 100 Tahun Chairil Anwar persembahan Gramedia Pustaka Utama (GPU) diakhiri dengan penampilan dari Efek Rumah Kaca yang menyanyikan beberapa lagu ciptaan mereka dan 4 sajak Chairil Anwar.
(tia/dal)