Menikmati Karya Instalasi Pemenang dan Finalis VH Award di Museum MACAN

Menikmati Karya Instalasi Pemenang dan Finalis VH Award di Museum MACAN

Tia Agnes Astuti - detikHot
Kamis, 08 Sep 2022 14:40 WIB
Pameran Seni Pemenang dan Finalis VH Award di Museum MACAN
Seniman Yogyakarta Syaura Qotrunadha berpose bersama Direktur Museum MACAN, Aaron Seeto.Foto: Tia Agnes/ detikcom
Jakarta -

Setelah sukses membuka pameran tunggal Agus Suwage 'A Theatre of Me', Museum MACAN meresmikan ruang pamer lainnya khusus untuk karya seni instalasi 5 pemenang dan finalis VH Award. Penghargaan bagi karya para seniman media baru itu diprakarsai oleh Hyundai Motor Group.

Pameran seni yang diresmikan hari ini bakal bisa dibuka untuk umum mulai 10 September 2022 hingga dua bulan ke depan.

Ruang pammer untuk finalis VH Award dipajang di bagian depan area museum. Ada 5 karya seni instalasi yang dipamerkan, di antaranya ciptaan Lawrence Lek asal London, Doreen Chan dari Chicago, Paribartana Mohanty asal New Delhi, Jungwon Seo asal Seoul sampai Syaura Qotrunadha dari Yogyakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Museum MACAN, Aaron Seeto menuturkan pengumuman para finalis dan pemenang sudah dipublikasikan sejak pertengahan 2021.

"Ini pertama kalinya VH Award ekspansi ke luar negara Korea Selatan. Di sini (Museum MACAN) untuk pertama kalinya karya seni instalasi pemenang Lawrence Lek bersama 4 finalis lainnya dipamerkan kepada masyarakat umum Indonesia," katanya saat jumpa media di Museum MACAN, AKR Tower, kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Kamis (8/9/2022).

ADVERTISEMENT

VH Award memasuki penyelenggaraan yang keempat. Penghargaan seni media baru yang bergengsi di Asia itu memberikan para perupa dana sebesar US$ 25.000 atau sekitar Rp 371 juta untuk membuat karya audio-visual dalam bentuk video.

Pameran Seni Pemenang dan Finalis VH Award di Museum MACANPameran Seni Pemenang dan Finalis VH Award di Museum MACAN Foto: Tia Agnes/ detikcom

Museum MACAN menampilkan karya seni instalasi para pemenang dengan cara tak biasa. Bukan layar televisi yang dipajang di dinding museum, namun membuatnya dengan satu ruang khusus dengan satu layar di setiap masing-masing seniman.

Para penikmat seni bisa melihat video art yang ditampilkan dengan seksama dan teliti apa adanya. Kolaborasi antara seni dan teknologi pun menjadi hal yang lumrah dalam pameran kali ini.

Di antara karya seni instalasi yang ditampilkan ada ciptaan Syaura Qotrunada asal Yogyakarta yang berjudul 'Ketidakstabilan Mesin Masa Depan'. Seniman yang segera mengenyam pendidikan master Seni Rupa di Goldsmith University of London itu menceritakan soal masa lalu, kini, dan masa depan.

Pameran Seni Pemenang dan Finalis VH Award di Museum MACANPameran Seni Pemenang dan Finalis VH Award di Museum MACAN Foto: Tia Agnes/ detikcom

"Salah satu alasan karya ini menarik adalah mengenai proses risetnya. Saya pikir Syaura mampu mengarahkan dan membuat video art ini dengan baik, ditambah dengan pelajaran teknologi yang didapatkan selama proses residensi," ungkap Aaron Seeto yang juga tim dewan juri VH Award.

"Karya video art Syaura menampilkan banyak aspek dari kelokakan Indoesia, soal sejarah, dan waktu yang belum terlihat di masa mendatang," pungkasnya.

Selain karya Syaura, ada video art dari pemenang VH Award yakni Lawrence Lek yang menggunakan video game dan animasi CGI. Dia menampilkan suasana lingkungan digital sebagai obyek. Di sana ada penggambaran mobil, manusia, dan binatang dengan area hutan belantara.

Ada juga karya seni instalasi dari Paribartana asal India yang menghubungkan bagaimana hubungan algoritma dan digitalisasi. Seniman asal Seoul, Jungwon Seo, membuat dampak pandemi yang melampaui kualitas fenomena dari bencana yang ditularkan melalui virus. Karyanya menampilkan tanda lahirnya sebuah dunia baru.

Karya seni instalasi Doreen Chan asal Hong Kong menampilkan Setengah Mimpi tentang proyek yang menghubungkan antara penonton dengan alam bawah sadar dan mimpi-mimpi mereka sebagai platform kecerdasan buatan khusus.




(tia/dal)

Hide Ads