Bagus Pandega dan Kei Imazu Unjuk Gigi di Seoul, Tampilkan Isu Lumpur Sidoarjo

Bagus Pandega dan Kei Imazu Unjuk Gigi di Seoul, Tampilkan Isu Lumpur Sidoarjo

Tia Agnes Astuti - detikHot
Senin, 05 Sep 2022 20:04 WIB
Bagus Pandega dan Kei Imazu Unjuk Gigi di Frieze Seoul 2022
Foto: Courtesy of ROH
Jakarta -

Edisi perdana Frieze Seoul 2022 memasuki hari terakhir. Galeri seni asal Jakarta, ROH, turut berpartisipasi dan menampilkan dua karya seni instalasi ciptaan seniman Bagus Pandega dan istrinya, Kei Imazu asal Jepang.

Kedua seniman yang lahir dari budaya dan negara berbeda fokus pada karya seni instalasi multimedia kinetik dan menampilkan lukisan masing-masing. Mereka juga membangun kerja kolaboratif yang meriset hubungan antara ekologi dan sejarah sosial politik di lingkungan sekitarnya.

Dalam art fair Frieze Seoul 2022, mereka mengambil referensi dari bahasa lokal Indonesia yang diterjemahkan sebagai 'tanah dan air'. Tapi secara metafora adalah kepulauan Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam keterangan yang diterima detikcom, Senin (5/9), karya seni instalasi seniman yang kini tinggal di Bandung itu berdasarkan penelitian di Pulau Lusi di pantai Sidoarjo, Jawa Timur. Nama 'Lusi' diambil dari pulau seluas 94 hektar yang terbentuk karena tumpahan lumpur terbesar serta tercatat dalam sejarah Indonesia.

Pada 2006, semburan lumpur pertama tercatat dari sumur gas alam di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, dan sampai sekarang belum berhenti.

ADVERTISEMENT

Lumpur itu terus mengalir sampai ke Sungai Porong dan mengakibatkan pendangkalan dasar sungai dan secara bertahap membentuk seperti pulau. Gara-gara bencana nasional itu, ribuan orang di desa terpaksa mengungsi.

Bagus Pandega dan Kei Imazu Unjuk Gigi di Frieze Seoul 2022Bagus Pandega dan Kei Imazu Unjuk Gigi di Frieze Seoul 2022 Foto: Courtesy of ROH

Dari riset tersebut, mereka melakukan wawancara dengan seorang pembudidaya udang lokal. Keduanya pun menemukan fakta ada cara untuk memulihkan mata pencaharian mereka untuk menyaring air dari pengotor mineral dan sedimen. Sama halnya dengan pembudidaya perkebunan bakau.

Kei Izamu pun mengumpulkan kumpulan karya terbaru yang terdiri dari When Facing Lumpur, sebuah diptych yang menggambarkan pemandangan dari udara lumpur Sidoarjo. "Tempat lukisan Kei Imazu disandingkan satu sama lain dengan peta kabupaten Porong, dan narasi petambak udang dan siklus biologis yang terjadi di wilayah tersebut," tulis keterangan ROH.

Kei Imazu juga menyajikan percakapan dengan petani udang lokal dan mengembangkan lukisan yang mengekspresikan tekstur quotidian. Sementara Bagus Pandega mengembangkan karya seni Cycle (2022) atau mesin cetak 3D DIY yang kompleks dan menggunakan sampel lumpur sebagai media, lalu mencetaknya menjadi patung.

Bagus Pandega juga menampilkan Grey Pool (2022) atau visualisasi pahatan tumpahan lumpur.

Frize Seoul yang digelar pertama kalinya tahun ini merupakan pameran seni internasional yang dibuat oleh tim profesional seperti di antaranya Frieze London, Frieze Masters, Frieze New York, dan Frieze Los Angeles.




(tia/dar)

Hide Ads