Kasus anak kiai Jombang Moch Subchi Azal Tsani alias Mas Bechi yang dijerat 5 kasus pencabulan mendapat sorotan netizen. Masyarakat Indonesia geram dengan kasus itu karena proses penangkapan yang terbilang alot dan lama.
Gump n Hell yang dikenal sebagai konten digital komik strip di Instagram menyentil kasus tersebut lewat judul 'Sat Set'.
Di laman Instagram resminya, ada beberapa panel komik yang dibuatnya. Di panel pertama ketika aparat kepolisian mencebloskan perempuan yang diduga bintang porno agar langsung ditangkap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di panel kedua, ada aparat kepolisian yang menunggu selama dua tahun untuk menangkap anak Kiai Jombang pelaku pencabulan. Di bagian depan, ada Kiai yang sedang duduk di kursi sembari berkata 'blurb blurb blurb'.
Panel komik berikutnya aparat kepolisian menunggu seniman yang sedang menggambar karena menyentil isu terkini. Menariknya, ada penggambaran tukang bakso yang menjadi intel.
Dalam keterangannya, Gump n Hell hanya menyertakan keterangan 'Sat Set', tanpa opini lebih lanjut. Tapi sebagian besar komentar menggelitik untuk ditelisik lebih lanjut.
"Saat ngezoom bang bakul bakso jual sosis juga, side job nya bener2 gk ngecewakan min," ungkap @mycafe****.
"Onlyfans vs pesantren, ga apple to apple, bintang wik2 ga bisa mobilisasi massa," balas lainnya.
"Guys, "isilop" dibaca dari belakang yaa," kata netizen lain.
Bahkan ada yang meminta agar Gump n Hell lebih hati-hati lagi.
"Hati2 min kalo RKUHP sudah disahkan nangkep mimin lebih satset," timpal seorang netizen.
"#hatihatikamuketangkep," balas lainnya.
Komik Gump n Hell eksis mengkritik sekaligus mengajak orang untuk berpikir tentang isi gambarnya. Tak hanya itu saja, Gump n Hell juga berusaha membuat masyarakat merenung.
Komikus Gump n Hell, Errik Irwan Wibowo adalah sosok yang membuat cerita sekaligus menggambar akun Instagram @gumpnhell yang kini punya lebih dari 84 ribu followers.
"Komik itu salah satu bentuk dari menggambar di mana saya bisa kerjakan sendiri sebagai sarana berekspresi sekaligus mengajak orang tertawa, berpikir, dan merenung," tutur Errik kepada detikcom.
Errik menuturkan komik Gump n Hell juga merespons kondisi sosial, politik, dan yang terjadi di sekitarnya. Salah satunya peristiwa penghapusan mural dan represi terhadap seniman grafiti serta mural.
(tia/nu2)