Pro Kontra Karya Seni Taring Padi di Kassel

Tia Agnes Astuti - detikHot
Jumat, 24 Jun 2022 12:45 WIB
Baliho raksasa People's Justice karya Taring Padi di documenta fifteen dituduh anti-Semitisme dan kini telah diturunkan. Foto: Taring Padi/ Instagram
Jakarta -

Sejak awal pekan ini, nama kolektif seniman Taring Padi menjadi pembicaraan hangat di kalangan pencinta seni dunia. Melalui karya fenomenal Keadilan Rakyat, karya kelompok asal Yogyakarta itu menuai kontroversi.

Baliho bertajuk People's Justice berskala besar yang dipajang di depan Friedrichsplatz documenta fifteen tadinya ditutupi kain hitam. Tapi kini karya itu benar-benar dihapus termasuk 1.200 wayang kardus yang memiliki figur dan simbol sarat kritik tersebut.

Figur apa yang menjadi permasalahan? Dalam baliho raksasa yang pertama kalinya dipamerkan di Eropa usai dibuat tahun 2002 itu memuat gambar tentara yang dilukis berwajah babi dengan syal Bintang Daud. Itu adalah simbol yang digunakan Nazi untuk memusnahkan warga Yahudi.

Gambar itu juga mengenakan helm dengan tulisan Mossad atau yang diketahui sebagai badan intelijen Israel. Di belakangnya, ada gambar pria berjanggut bermata merah dengan gigi runcing, dan hidung bengkok.

Karikatur itu sering digunakan Nazi untuk memarjinalkan warga Yahudi. Gara-gara gambar itu, masyarakat Jerman marah dan menuding karya Taring Padi anti-semitisme. Tuduhan itu membuat geger sampai Presiden Jerman buka suara dan meminta masalah itu diselesaikan pihak documenta.

Menurut kurator independen asal Indonesia, Amir Sidharta, karya itu telah disalahpahami oleh masyarakat Eropa.

Karya Seni Taring Padi di Kassel Dituduh Anti-Semit Foto: Taring Padi/ Instagram

"Karya itu tidak ada hubungan dengan anti-semitisme karena publik Jerman punya trauma terhadap apa-apa yang berbau anti-Semit. Sehingga mereka melihat simbol-simbol ke-Yahudi-an sebagai hal yang terlalu disakralkan, sehingga komentar yang menggunakan simbol-simbol itu langsung dituduh," katanya kepada detikcom.

Perupa asal Bali, Citra Sasmita yang sedang melakukan residensi di Brussel, Belgia, sudah melihat karya Taring Padi di documenta fifteen. Menurutnya, direktur artistik ruangrupa menawarkan cara kerja kesenian yang organik dan sangat berbeda dengan kultur seni di Eropa selama ini.

"Taring padi misalnya, menghadirkan karya kolosal 1.200 wayang kardus yang dibuat melalui serangkaian workshop, melibatkan banyak komunitas, dan masyarakat dan saking masifnya karya tersebut mengokupasi beberapa sudut di kota kassel. Berarti ada distribusi pesan yang disampaikan di titik-titik display karya mereka," katanya kepada detikcom.

(Baca halaman berikutnya)



Simak Video "Video: Sakyoji dan Istri Bangga Anaknya Masuk Antropologi UI"

(tia/dar)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork