Gudskul Ekosistem Buka Ruang Seni di Kassel Selama 100 Hari

Gudskul Ekosistem Buka Ruang Seni di Kassel Selama 100 Hari

Tia Agnes Astuti - detikHot
Kamis, 16 Jun 2022 19:03 WIB
Gudskul Ekosistem
Gudskul Ekosistem buka ruang seni selama 100 hari di Kassel, Jerman. Foto: Gudskul Ekosistem
Jakarta -

Gudskul Ekosistem menjadi salah satu kolektif seniman yang turut berpartisipasi di ajang documenta fifteen yang berlangsung di Kassel, Jerman. Selama 100 hari, Gudskul Ekosistem bakal membuka ruang kreatifnya untuk publik secara umum.

Kegiatan ajang ngumpul bareng itu diberi tajuk 100 Hari Jagakarsa. Koordinator 100 Hari Jagakarsa, Sigit Budi S Mengatakan kegiatan kumpul-kumpul ini digelar secara lebih bebas ketimbang tahun lalu.

"Kami juga ingin merayakan keterlibatan Gudskul di documenta fifteen. Apalagi yang membanggakan, ruangrupa yang menjadi keluarga besar Gudskul Ekosistem menjadi artistic director dari perhelatan tersebut," katanya dalam keterangan yang diterima detikcom.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama 100 hari penyelenggaran, documenta fifteen menyatukan seniman, pekerja budaya, dan pencinta seni untuk berkumpul. Ajang documenta selama ini dikenal sebagai tolak ukur seni kontemporer dunia.

Koordinator 100 Hari Jagakarsa, Rahimah Zulfa mengatakan kegiatan ini semacam transit buat seniman-seniman Indonesia yang berpartisipasi di documenta fifteen.

ADVERTISEMENT
Gudskul EkosistemGudskul Ekosistem Foto: Gudskul Ekosistem

"Nanti ketika mereka pulang dari Kassel, kami akan undang untuk mampir ke Jagakarsa nongkrong, ngobrol-ngobrol dan berbagi cerita," katanya.

Untuk tema dari 100 Hari Jagakarsa, Gudskul Ekosistem mengangkat konsep lumbung, sebuah konsep yang diadopsi dan dimodifikasi dari tradisi agraris Indonesia dan sudah dipraktikkan sejak 2016 oleh Gudskul Ekosistem yang ketika itu masih bernama Gudang Sarinah Ekosistem.

Saat itu, kolektif seniman ini menempati Gudang Sarinah, Pancoran, Jakarta Selatan. Konsep ini terus diperbaharui dan dimodifikasi hingga kini ketika mereka menetap di Jalan Durian Raya, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Bukan kebetulan, konsep lumbung ini juga yang dibawa dan diperkenalkan ruangrupa pada publik seni rupa kontemporer internasional melalui perhelatan documenta fifteen ini.

Selain Gudskul Ekosistem, sekitar 10 partisipan asal Indonesia yang berpartisipasi di Kassel, Jerman. documenta fifteen digelar lima tahun sekali sejak 1955.

Para seniman dan kolektif yang berpartisipasi di antaranya adalah Jatiwangi Art Factory (Majalengka), P Toh (Jakarta), Nasida Ria (Semarang), Lumbung Indonesia, dan Taring Padi (Yogyakarta).




(tia/dal)

Hide Ads