Dalam pameran tunggal itu, Srihadi juga memajang sketsa Borobudur yang berasal dari tahun 1948. Dari sketsa itulah melahirkan lukisan seri Borobudur lainnya, di antaranya ada 'Borobudur - Moment of Contemplation', 'Borobudur - The Power of Life', 'The Mystical Borobudur', 'Borobudur-the Energy of Nature', sampai 'Borobudur Drawing'.
Srihadi mengalami momen-momen kontemplasi di Bali pada 1954-1959 yang membuatnya memahami arah karya-karyanya. Saat mengamati pantai, ia menemukan fenomena alam bahwa antara langit dan laut selalu ada garis penghubung yang lurus, bersih, dan indah.
Itulah disebut garis horizon. Semacam titik nol yang siap untuk dikembangkan. Inilah yang kemudian menjadi ciri khas karya-karyanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini Srihadi Soedarsono berpulang. Maestro seni lukis Indonesia itu berpulang hari ini. Kabar duka menyelimuti dunia seni Tanah Air.
"Innalillahi wa inna ilaihi rojiuun. Telah berpulang Bapak Prof. Kanjeng Raden Haryo Tumenggung H. Srihadi Soedarsono Adhikoesoemo, MA., Guru Besar purnabakti FSRD ITB, pada hari Sabtu, 26 Februari 2022, pada pukul 05.20 WIB dalam usia 91 tahun. Berita duka diterima sekitar pukul 06.30 WIB, hari Sabtu 26 Februari 2022," tulis keterangan sekretaris ITB, dalam pesan singkat.
Srihadi Soedarsono meninggal di kediaman pribadinya yang terletak di Jalan Ciumbuleuit Nomor 173, Bandung, Jawa Barat.
Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan atau TMP Kalibata, Jakarta Selatan, sore nanti.
(tia/mau)