Rupa-rupa dari Karya Seni Para Sekutu yang Tidak Bisa Berkata Tidak

Rupa-rupa dari Karya Seni Para Sekutu yang Tidak Bisa Berkata Tidak

Tia Agnes - detikHot
Jumat, 28 Jan 2022 11:36 WIB
Pameran Seni Para Sekutu yang Tidak Bisa Berkata Tidak di Galeri Nasional Indonesia
Pameran seni 'Para Sekutu yang Tidak Bisa Berkata Tidak' dibuka pada 28 Januari 2022. Foto: Courtesy of Sancoyo Purnomo
Jakarta -

Mengawali 2022, Galeri Nasional Indonesia sudah membuka pameran luring perdananya usai menutup sementara ruang pamernya. Bekerja sama dengan Goethe-Institut Indonesian lewat pameran seni berjudul Para Sekutu yang Tidak Bisa Berkata Tidak, ada 78 karya seni yang ditampilkan di Gedung A.

Fasad bagian depan Gedung A pun tampak tak biasa dari biasanya. Ada tembok setinggi bangunan gedung terbuat dari kayu dan tembok semen yang menghiasi, ditambah dengan tulisan judul pameran.

Ruang pamer Gedung A Galeri Nasional Indonesia pun tak seluas seperti biasanya, menjadi kotak-kotak sesuai karya seni yang dipajang. Ada lima bagian yang bisa ditelusuri pencinta seni yakni Guyub, keberpihakan, kenduri, kekerabatan, dan daya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di bagian awal bernama 'Guyub', ada ruang seni instalasi yang menjadi ruang duduk ketika Sudiman, Sukarno, dan Hatta di Gedung Agung pada 1949.

"Mereka duduk-duduk di sekitar lukisan. Bagian pertama Guyub ini juga menunjukkan keramaian saat makan-makan, membicarakan makan di keluarga secara harfiah. Makan-makan itu tidak perlu penjelasan," kata kurator pameran, Grace Samboh, saat tur keliling pada Kamis (27/1/2022).

ADVERTISEMENT

Satu per satu ruangan, mengajak pengunjung untuk menikmati karya seni hasil koleksi Galeri Nasional Indonesia. Sampai di ruang tengah ada karya seni instalasi 'Paduan Suara yang Tidak Bisa Berkata Tidak' (1997) karya seniman S Teddy D.

Pameran Seni 'Para Sekutu yang Tidak Bisa Berkata Tidak' di Galeri Nasional IndonesiaPameran Seni 'Para Sekutu yang Tidak Bisa Berkata Tidak' di Galeri Nasional Indonesia Foto: Courtesy of Sancoyo Purnomo

Karya ini menjadi inspirasi untuk judul pameran. Ada kepala ayam berwarna kuning yang disejajarkan menjadi instalasi. Di belakang terdapat potret sang seniman dan cermin sebagai refleksi.

"Ini kami mencetaknya dari kepala ayam. Sebenarnya ada banyak hal di sekitar kita yang membuat kita tidak bisa mengatakan tidak. Kalau ngomong politik, implikasinya panjang ya. Memang sih bukan soal kuning dan Golkar, tapi karya ini dibuat dan dipajang 7 hari sebelum Golkar menang untuk terakhir kalinya," kata Grace Samboh.

Sebagian dari seniman yang karyanya akan ditampilkan adalah Agus Suwage, Araya Rasdjarmrearnsook, Basoeki Abdullah, Belkis Ayón Manso, Bruce Nauman, Danarto, Dolorosa Sinaga, Emiria Sunassa, Ary 'Jimged' Sendy, Käthe Kollwitz, Marintan Sirait, Nguyễn
Trinh Thi, Öyvind Fahlström, Siti Ruliyati, Tisna Sanjaya, dan Wassily Kandinsky.

(Baca halaman berikutnya)

Pameran Seni 'Para Sekutu yang Tidak Bisa Berkata Tidak' di Galeri Nasional IndonesiaPameran Seni 'Para Sekutu yang Tidak Bisa Berkata Tidak' di Galeri Nasional Indonesia Foto: Courtesy of Sancoyo Purnomo
Di dalam gedung A juga dapat menyaksikan karya instalasi yang dibuat untuk pameran ini oleh Ho Tzu Nyen dan Cinanti Astria Johansjah.

Pameran 'Para Sekutu yang Tidak Bisa Berkata Tidak' bermula dari kerinduan untuk mengetahui koleksi Galeri Nasional Indonesia yang berjumlah sekitar 2.000 karya. Grace Samboh mengeksplorasi dua pameran besar GNI yaitu Paris-Jakarta 1950-1960 pada 1992 dan Pameran Seni Kontemporer dari Negara-Negara Non Blok pada 1995.

"Saya berangkat dari rasa penasaran apa sih yang kita temukan, mungkin ketemu yang tidak ada dikoleksi atau teman-teman pekerja seni lainnya. Ada banyak pertanyaan senada," katanya.

"Hanya sebagian koleksi Galeri Nasional yang baru ditampilkan. Masih ada ribuan karya lainnya yang belum terjamah untuk publik. Kami berpikir lagi hubungan macam apa antar individu dan seniman-seniman lainnya, apa saja yang bisa ditemukan di dalam koleksi," sambung Grace Samboh.

Pameran Seni 'Para Sekutu yang Tidak Bisa Berkata Tidak' di Galeri Nasional IndonesiaPameran Seni 'Para Sekutu yang Tidak Bisa Berkata Tidak' di Galeri Nasional Indonesia Foto: Courtesy of Sancoyo Purnomo

Pameran ini merupakan proyek seni jangka panjang Collecting Entanglements and Embodied Histories yang berlangsung selama 5 tahun terakhir.

Eksibisi berlangsung selama sebulan ke depan mulai 28 Januari sampai 27 Februari 2022. Jika PPKM tidak kembali ketat, para penikmat seni bisa meramaikan aneka workshop seperti sesi nobar hasil kurasi Lisabona Rahman, tur sepeda bersama Ary Jimged sampai lokakarya bunyi bersama Nayamullah.



Simak Video "Video: Melihat Pameran Karya Seniman Anak SD di Taman Ismail Marzuki"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads